Bisnis properti untuk periode kuartal pertama (Q1) 2025 sebagaimana laporan Colliers Indonesia menyebut, untuk berbagai segmen masih menunjukkan situasi yang penuh tantangan dengan dinamika signifikan. Beberapa segmen seperti ritel masih cukup positif tapi sektor perhotelan mengalami sedikit penurunan akibat kebijakan efisiensi pemerintah.
“Perang dagang yang dipicu kebijakan Amerika memang tidak memberikan dampak langsung pada sektor properti di Indonesia. Tapi dikhawatirkan dari perang dagang adalah situasi perlambatan ekonomi yang pastinya akan berdampak pada bisnis properti,” ujar Ferry Salanto, Head of Researh Colliers Indonesia.
Perlambatan ekonomi Indonesia juga akan dipicu dengan melemahnya ekspor akibat perang dagang. Walaupun begitu secara historis ekspor Indonesia mayoritasnya barang komoditi yang belum menjadi barang jadi sehingga nilainya juga tidak terlalu tinggi.
Berkurangnya ekspor tentu akan menyebabkan beban bagi negara dan jika pemasukan negara berkurang akan langsung berdampak pada ekonomi nasional. Dengan kondisi ekonomi yang menurun dipastikan sektor properti di Indonesia juga akan terkena dampaknya.
Untuk pasar perkantoran dan apartemen juga terus mengalami koreksi akibat kondisi ekonomi yang kurang stabil. Dengan maraknya pemberitaan tentang perang tarif yang tengah berlangsung itu ada banyak pihak bertanya-tanya apakah situasi ini akan turut memberikan dampak terhadap sektor properti.
Namun di tengah kondisi ini, Ferry menyebut ada peluang yang cukup baik untuk Indonesia terutama untuk sektor industrial. Kondisi ini dapat memicu perusahaan multinasional untuk merelokasi pabrik mereka dari China ke negara-negara dengan biaya produksi lebih murah, salah satunya Indonesia.
Potensi seperti ini seharusnya dapat menciptakan peluang yang lebih besar bagi sektor manufaktur di Indonesia terutama untuk industri elektronik, tekstil, dan otomotif. Kondisi ini juga akan memicu terus bergeraknya sektor lain seperti perkantoran, ritel, hingga residensial.
“Di luar kondisi ini performa pada tiap-tiap sektor cukup berbeda pada periode kuartal pertama 2025. Beberapa sektor bisa dilihat memiliki potensi yang cukup baik dengan proyeksi yang positif namun kondisi beberapa diantaranya juga masih terus terkoreksi,” bebernya.