Di tengah kondisi geopolitik dunia yang terus berubah, Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) tetap optimis kalau industri mebel dan kerajinan Indonesia masih akan tetap melanjutkan tren pertumbuhannya.
Industri furnitur terus memperlihatkan kinerja yang positif dan berkontribusi besar pada perekonomian nasional. Data Expert Market Research menyatakan, nilai pasar furnitur global tahun 2024 mencapai US$660 miliar dan diperkirakan akan terus tumbuh sebesar 4,9 persen pada periode 2025 hingga 2034.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza saat membuka pameran Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2025 di Jakarta pekan ini bersama dengan Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri.
Faisol berharap industri furnitur bisa terus berinovasi dalam hal desain, penggunaan bahan baku dan bahan baku penolong ramah lingkungan, menerapkan teknologi yang lebih efisien, hingga menerapkan konsep sirkuler ekonomi.
“Dengan upaya maksimal dari seluruh pelaku industri dan dukungan dari stakeholders terkait, saya optimis kita akan bisa meningkatkan produktivitas industri furnitur, meningkatkan ekspor, dan memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri,” katanya.
Kementerian Perindustrian juga telah melakukan beberapa langkah strategis untuk mendukung pertumbuhan industri furnitur antara lain dengan memfasilitasi ketersediaan bahan baku, memfasilitasi ketersediaan SDM, memfasilitasi peningkatan pasar dan penguatan riset referensi pasar, memfasilitasi peningkatan produktivitas, kapasitas, dan kualitas produk, serta memfasilitasi iklim usaha dan investasi.
Ketua Umum HIMKI Abdul Sobur mengatakan, industri mebel dan kerajinan adalah industri yang sangat strategis. Selain sebagai industri padat karya, industri ini juga merupakan industri berbasis kreatif yang mampu bertahan lama. Untuk mendukung pertumbuhan industri, ia berharap pemerintah dapat membantu dalam hal regulasi.
“Kami berharap pemerintah bisa membantu dalam hal regulasi yang menghambat pertumbuhan industri misalnya terkait Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK). Agar SVLK cukup diberlakukan di hulu saja. Ini cukup menunjukkan industri mebel kita sadar akan lingkungan,” ujarnya.
Regulasi yang memudahkan pelaku industri tentu akan berdampak positif bagi pertumbuhan industri mebel dan kerajinan. Meskipun secara global masih ada perlambatan ekonomi dan permintaan akibat perubahan geopolitik, diyakini industri ini akan tetap bertubuh. Bahkan hingga November 2024 ekspor produk mebel dan kerajinan mencapai $2,37 miliar, naik dari tahun sebelumnya yang sebesar $2,22 miliar.
Untuk itu momentum penyelenggaraan IFEX bisa dijadikan untuk memperkenalkan produk furnitur Indonesia ke pasar-pasar alternatif secara global. IFEX telah menjadi salah satu tujuan utama para buyers internasional dan merupakan bagian dari Asia Furniture Show Circle.
IFEX 2025 menargetkan mampu menarik 14 ribu pengunjung dari lebih dari 100 negara di dunia. IFEX juga diharapkan memberikan kontribusi signifikan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia dari sektor industri furnitur dan kerajinan hingga terus memiliki posisi penting dalam mempromosikan industri furnitur sekaligus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.