Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menetapkan dua Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) baru yaitu KEK Edukasi, Teknologi, dan Kesehatan Internasional Banten dan KEK Pariwisata Kesehatan Internasional Batam melalui penetapan Peraturan Pemerintah (PP) No. 38 Tahun 2024 dan PP No. 39 Tahun 2024.
Kedua KEK baru ini diharapkan membawa dampak signifikan pada perekonomian nasional sekaligus memberikan manfaat langsung kepada masyarakat dengan peningkatan lapangan pekerjaan dan inovasi serta berbagai multiplier effect lainnya.
KEK Edukasi, Teknologi, dan Kesehatan Internasional Banten di Kabupaten Tangerang bergerak di bidang pendidikan dan pelayanan kesehatan internasional dengan pengembangan teknologi digital.
KEK ini memiliki luas 59,68 hektar dengan target realisasi investasi sebesar Rp18,8 triliun saat beroperasi penuh dan diharapkan bisa menyerap tenaga kerja hingga 13.446 orang. KEK ini akan menjadi pusat pendidikan internasional dengan beroperasinya Monash University sebagai salah satu universitas terbaik ke-37 di dunia, bidang riset, ekonomi digital, dan pengembangan teknologi dengan target 100 startup, bidang kesehatan dengan pelayanan yang terintegrasi, serta industri kreatif.
Penetapan KEK Edukasi, Teknologi, dan Kesehatan Internasional Banten bertujuan mempercepat penciptaan lapangan kerja serta mendorong pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tangerang. Selain berkontribusi pada pembangunan ekonomi lokal, KEK ini juga dirancang untuk mendukung percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi nasional.
Sementara itu, KEK Pariwisata Kesehatan Internasional Batam menargetkan realisasi investasi hingga Rp6,91 triliun dengan potensi menyerap tenaga kerja sebanyak 105.406 orang. KEK ini berkomitmen untuk menyelesaikan pembangunan layanan kesehatan berstandar internasional dan peningkatan medical-tourism yang ditargetkan akan rampung dan beroperasi di tahun 2026.
KEK Pariwisata Kesehatan Internasional Batam diharapkan mampu menghadirkan layanan kesehatan berstandar internasional dengan menggandeng Apollo Hospitals, penyedia layanan kesehatan swasta terbesar di India. Apollo dikenal karena kemampuannya menyediakan perawatan berkualitas internasional dengan biaya yang kompetitif.
Dengan spesialisasi dalam berbagai layanan kesehatan canggih seperti onkologi, kardiologi, neurologi, serta perawatan bedah berbasis robotik, kehadiran Apollo di Batam akan membuka peluang bagi KEK ini untuk menawarkan perawatan kelas dunia.
KEK ini juga akan memperkuat posisi Batam sebagai destinasi pariwisata kesehatan regional yang kompetitif sekaligus mengurangi pengeluaran devisa melalui peningkatan layanan medis dalam negeri sehingga masyarakat Indonesia tidak perlu lagi mencari perawatan ke luar negeri.
Dengan adanya KEK Edukasi, Teknologi, dan Kesehatan Internasional Banten serta KEK Pariwisata Kesehatan Internasional Batam, Indonesia semakin memperkuat posisinya sebagai negara yang berdaya saing tinggi di sektor pendidikan, kesehatan, dan pariwisata medis. Kedua KEK ini akan memberikan dampak positif yang luas, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun pengembangan sumber daya manusia.
“Setiap KEK memiliki fokus pengembangan yang spesifik dan diharapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian, menciptakan lapangan kerja, serta menarik investasi. Langkah ini juga mencerminkan upaya pemerintah dalam meningkatkan daya saing ekonomi nasional melalui pengembangan sektor-sektor strategis,” ujar Sekretaris Jenderal Dewan Nasional KEK Rizal Edwin Manansang.
Hingga saat ini, terdapat 22 KEK yang terdiri dari 12 KEK Industri, yaitu Gresik, Kendal, Sei Mangkei, Arun Lhokseumawe, Galang Batang, Morotai, Palu, Sorong, MBTK, Bitung, Tanjung Sauh, dan Setangga; tujuh KEK Pariwisata, yaitu Mandalika, Lido, Tanjung Lesung, Kura Kura Bali, Tanjung Kelayang, Likupang, dan Sanur (Pariwisata-Kesehatan); dua KEK Digital yaitu Nongsa dan Singhasari; serta satu KEK Jasa lainnya (KEK MRO) yaitu Batam Aero Technic (BAT).
Dengan bertambahnya dua KEK baru, total KEK yang telah ditetapkan oleh presiden menjadi 24 KEK sedangkan delapan KEK dalam proses penetapan. Secara kumulatif sejak berdirinya KEK hingga Juni tahun 2024, 22 KEK yang telah ada berhasil mencatatkan investasi senilai Rp205,2 triliun, menyerap tenaga kerja mencapai 132.227 orang, dan total 368 jumlah pelaku usaha yang aktif di KEK.