Meningkatnya minat terhadap ruang ritel berkonsep minimalis dan unik membuka peluang bagi para pengembang untuk berinovasi dan mengeksplorasi konsep yang lebih berorientasi pada hiburan.
Konsep-konsep seperti ini diharapkan dapat menarik perhatian pengunjung dan mengubah area ritel menjadi destinasi yang lebih berkesan dan tak terlupakan. Pada akhirnya ruang ritel seperti ini bukan lagi hanya sebagai tempat berbelanja tapi menawarkan experience yang menyenangkan.
Menurut Ferry Salanto, Colliers Indonesia Head of Research, kebutuhan akan hiburan dengan mal sebagai salah satu tujuan telah membuka peluang bagi para pengembang untuk berkreasi dengan konsep mal. “Hal ini akan memberikan peluang bagi mal konvensional untuk menyegarkan konsep mereka agar lebih kompetitif di tahun-tahun mendatang,” katanya.
Lebih lanjut, pasokan ruang ritel yang saat ini dalam proses pembangunan yang sebagian besar terkonsentrasi di Jakarta Selatan melakukan ekspansi untuk menangkap permintaan yang terus meningkat namun di sisi lain harus tetap kompetitif.
Alih-alih melakukan ekspansi secara agresif, sebagian besar peritel harus lebih memprioritaskan optimalisasi kinerja toko-toko maupun tenant yang sudah ada. Akibatnya, tingkat hunian di Jakarta dan sekitarnya hanya menunjukkan sedikit peningkatan secara kuartalan (qoq) pada tahun 2025 dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024.
Mal mulai menghadirkan lebih banyak atraksi seperti konsep kebun binatang digital hingga lintasan go-kart multi-lantai untuk menawarkan lebih banyak pilihan hiburan. Sementara itu gerai makanan dan minuman (F&B) baru terus berkembang guna melengkapi ragam pilihan kuliner yang sudah ada saat ini.
“Secara menyeluruh tren ini akan terus mengarah pada penawaran ritel yang lebih luas sebab mal secara aktif terus beradaptasi untuk memenuhi kebutuhan konsumen masa kini yang terus berkembang dan bervariasi,” pungkas Ferry.