Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait menyebut akan berkoordinasi dengan perusahaan BUMN PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk menyusun perencanaan program penataan kawasan permukiman di sekitar Stasiun Manggarai maupun stasiun lainnya.
Pendataan ini dilakukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan aset lahan negara yang ada di kawasan perkotaan sehingga dapat menjadi lokasi pembangunan hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sekaligus mendukung pelaksanaan program 3 juta rumah.
“Kami berharap KAI bisa melakukan survei dan pendataan hunian yang ada di lahan negara khususnya di sekitar kawasan Stasiun Manggarai maupun stasiun komuter lain. Itu merupakan aset KAI yang bisa menjadi lokasi pembangunan rumah rakyat,” katanya.
Stasiun Manggarai memiliki lokasi strategis sehingga sangat layak menjadi hunian bagi masyarakat. Dalam kunjungan tersebut Maruarar bersama dengan Menteri BUMN Erick Thohir sempat menaiki kereta untuk meninjau kawasan hunian yang ada di pinggiran Stasiun Manggarai.
Dua kementerian juga akan terus menjalin koordinasi terkait aset lahan dan potensinya untuk dimanfaatkan menjadi kawasan hunian. KAI sendiri telah bekerja sama dengan Perum Perumnas untuk pengembangan empat kawasan hunian berbasis transit oriented development (TOD) di berbagai stasiun KAI.
Untuk pengembangan kawasan TOD ke depannya, KAI juga telah menetapkan lima lahan prioritas seluas 17 ha yang siap dikerjasamakan dengan berbagai pihak. Beberapa lokasi yang telah disiapkan antara lain di Kota Solo di sekitar Stasiun Purwosari dan Stasiun Balapan, di Stasiun Surabaya Gubeng, hingga Stasiun Cicayur dan Sudimara di Tangerang.
“Untuk pembangunan hunian di stasiun milik KAI memang paling tepat dikembangkan sebagai kawasan TOD yang terintegrasi. Jadi hunian vertikal yang dekat dengan moda transportasi kereta api yang akan memudahkan mobilisasi masyarakat,” imbuhnya.