Untuk terus menjalin komunikasi dan menggali pandangan strategis terkait permasalahan perumahan di Indonesia, Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) bersama Tim Satuan Tugas (Satgas) Perumahan mengunjungi ekonom senior Prof. Emil Salim.
Sejumlah isu krusial mengenai berbagai tantangan penyediaan perumahan di Indonesia dibahas secara mendalam. Dalam kesempatan itu Emil menekankan pentingnya pendekatan makro untuk menyelesaikan persoalan perumahan khususnya dalam aspek perencanaan tata ruang yang saat ini masih menjadi tantangan besar di kota-kota Indonesia.
“Negara harus berpikir secara macro value dalam merencanakan pembangunan. Berbagai permasalahan perumahan saat ini tidak bisa dilihat secara parsial dan itu harus dimulai dari perencanaan tata ruang yang matang dengan melihat macro value,” ujar Emil.
Ada berbagai kendala teknis saat pengembangan kawasan perumahan dan tata ruang menjadi hal mutlak. Misalnya, tanah sawah yang tidak boleh dibangun perumahan hingga kultur Indonesia yang mayoritasnya mencapai 70 persen merupakan perairan sehingga hanya 30 persen tanah.
Harus realistis melihat situasi dan kondisi di lapangan dan tantangan terbesar dalam pembangunan perumahan adalah persoalan kontur tanah. Banyak lahan di Indonesia yang berbukit hingga membutuhkan biaya tinggi untuk diratakan (cut and feel). Untuk alasan efisiensi biaya, lahan sawah yang relatif datar dan disap bangun sering kali dijadikan sasaran pengembangan kawasan perumahan.
Justru kontur lahan yang beraneka ragam harus dijadikan tantangan bagaimana terkait pengelolaan dari berbukit menjadi datar. Dari sisi biaya supaya murah maka lahan persawahan banyak dilirik untuk dibangun area perumahan.
“Padahal sejatinya biaya membangun kembali lahan persawahan akan jauh lebih mahal ketimbang membangun perumahan. Secara makro juga artinya kita telah mengorbankan produksi pangan, makanya ke depan harus dievaluasi dan penataan ulang terhadap kebijakan tata ruang khususnya di wilayah strategis seperti Jawa Barat sehingga bisa ditentukan dengan tegas mana untuk pangan dan mana untuk perumahan,” pungkas Emil.