JLL Indonesia, sebuah perusahaan manajemen properti dan investasi merilis riset terkait Jakarta Property Market Review Kuartal Ketiga (Q3) 2024. Dari hasil laporan yang diterbitkan merupakan highlight yang menyoroti berbagai sektor properti telah membaik khususnya setelah pandemi mulai dari residensial, perkantoran, retail, hospitality, hingga pergudangan.
Setelah sektor properti mengalami perlambatan khususnya akibat dampak pandemi Covid-19, pada tahun ini berbagai kinerja sektor properti dilaporkan cukup baik dan ada optimieme yang bisa dilanjutkan hingga tahun-tahun mendatang. Di sisi lain, pandemi juga telah membuat ada banyak adaptasi maupun tren baru yang hingga saat ini terus berkembang.
Menurut Angela Wibawa, Head of Office Leasing Advisory JLL Indonesia, bisnis perkantoran di area CBD Jakarta tetap stabil dengan tingkat hunian mencapai 70 persen.
“Gedung grade A khususnya yang premium mengalami kenaikan harga sewa sebesar 0,7 persen yang menandai pemulihan penting dalam bisnis penyewaan kantor. Ini merupakan titik balik harga sewa yang positif sejak tahun 2015 lalu,” ujarnya saat paparan kepada kalangan media di Jakarta pekan ini.
Head of Research JLL Indonesia Yunus Karim mengatakan, untuk sektor retail masih cukup sehat yang ditopang oleh sektor makanan, minuman, dan fashion selain didorong ekspansi berkelanjutan untuk berbagai brand lokal maupun internasional.
“Jaringan restoran internasional secara ktif masuk atau memperluas bisnis mereka di Indonesia sementara fashion juga menunjukkan aktivitas beberapa toko flagship yang dibuka pada kuartal ini,” katanya.
Untuk pasar apartemen sebagaimana dijelaskan oleh Vivin Harsanto, Head of Advisory JLL Indonesia. Aktivitas penjualan apartemen di Jakarta berasal dari proyek baru yang diluncurkan seperti Two Sudirman di kawasan CBD dan LRT City Tebet, Jakarta Selatan
“Para pembeli lebih tertarik dengan pembangunan yang memiliki akses transportasi yang baik terutama di wilayah Bodetabek. Insentif PPN DTP juga telah mendukung pergerakan sektor ini dan developer memanfaatkannya dengan strategi penjualan yang inovatif, menawarkan program pembayaran fleksibel dan jaminan sewa, khususnya untuk menarik basis pembeli yang lebih berhati-hati,” jelasnya.
Sektor logistik mengalami permintaan yang tinggi khususnya untuk gudang modern dan itu yang menjadi pendorong stabilitas di Jakarta. Pergudangan modern logistic di Jabodetabek bisa mempertahankan tingkat hunian yang stabil sebesar 90 persen didorong oleh permintaan kuat dari berbagai industry khususnya kendaraan listrik, produk turunan listrik, farmasi, alat kesehatan, ritel, hingga peralatan rumah tangga.
Country Head dan Head of Logistics & Industrial JLL Indonesia Farazia Basarah mengatakan, selain developer lokal para pelaku internasional juga tengah menjajaki peluang untuk ekspansi melalui kolaborasi strategis maupun ekspansi bisnis dalam bentuk fasilitas build-to-suit ataupun gudang penyimpanan berpendingin (cold storage).
“Satu proyek telah mencapai penyelesaian di area Cibitung dan diperkirakan terdapat sekitar tiga bangunan yang akan rampung hingga akhir tahun 2024 dan itu tersebar di lokasi-lokasi seperti Bogor, Jakarta, dan Karawang. Penyedia jasa logistik tetap menjadi penyewa dominan dalam sektor pergudangan modern,” terangnya.
Perekonomian Indonesia diproyeksikan tumbuh antara 4,7-5,5 persen menjelang akhir tahun ini dan itu memperkuat daya tarik sebagai tujuan investasi yang menarik di Asia Tenggara. Farazia juga mengatakan, stabilitas ekonomi Indonesia ditambah dengan demografi anak muda, menghadirkan peluang yang menjanjikan untuk pertumbuhan yang berkelanjutan.
“Indonesia menawarkan peluang pertumbuhan berkelanjutan dan diversivikasi portofolio yang menarik dan bukan hanya Jakarta tapi juga di berbagai kota lainnya di Indonesia. Investor terutama tertarik pada segmen perumahan, industrial, dan pusat data yang membuat penanaman modal asing (PMA) ke Indonesia melonjak 18,6 persen,” imbuhnya.
Sementara sektor pariwisata Indonesia juga menunjukkan situasi yang semakin baik dan pulih yang mendorong minat investor asing untuk properti perhotelan.
“Dengan momentum peningkatan di sektor pariwisata, minat investor tetap kuat karena mereka memperkirakan nilai properti akan meningkat seiring dengan peningkatan kinerja perdagangan. Optimisme ini ditegaskan oleh potensi pertumbuhan yang menarik di Indonesia,” pungkas Julien Naori, Senior Vice President of Investment Sales & Acquisitions JLL Hotels and Hospitality Group, Asia Pacific.