Untuk mendorong Program 3 Juta Rumah yang dijanjikan Presiden Prabowo saat kampanye lalu, Kementerian Perumahan dan Permukiman (PKP) melakukan berbagai cara. Salah satunya mendatangi Kantor Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) untuk mengulas lebih detail rencana pembangunan rumah layak huni untuk rakyat.
“Kami memiliki konsep sederhana untuk melaksanakan Program 3 Juta Rumah dan tentunya hal yang mendasar adalah tanah. Kami ingin tanah untuk lokasi pembangunan rumah ini gratis dan tentunya Kementerian ATR/BPN yang tahu datanya di mana saja,” ujar Menteri PKP Maruarar Sirait.
Sesuai arahan presiden, lanjut Maruarar, pihaknya ingin dalam penyelenggaraan pembangunan 3 juta rumah bisa dilaksanakan dengan efisien dan itu perlu menggandeng semua pihak. Kerja sama maupun kolaborasi antar kementerian, kembaga, dan mitra kerja secara gotong royong akan bisa mendorong program ini berjalan dengan baik.
Di sisi lain, anggaran pemerintah sangat terbatas untuk mewujudkan Program 3 Juta Rumah. Namun program ini juga membawa semangat besar dan telah direspon oleh kalangan dunia usaha dengan sangat baik bahkan beberapa diantaranya telah menyanggupi untuk penyediaan tanah dan pembangunannya.
“Harga tanah itu sekitar 30-40 persen dari biaya pembangunan rumah. Kami berharap Kementerian ATR/BPN bisa memberikan data terkait lokasi-lokasi yang clean and clear sesuai peraturan sehingga bisa mengurangi biaya pembangunan rumah,” imbuhnya.
Makanya kami berharap Kementerian ATR/BPN bisa mengumumkan data serta lokasi-lokasi yang clean and clear sesaui peraturan sehingga bisa mengurangi biaya pembangunan rumah,” imbuhnya.
Sementara itu Menteri ATR/BPN Nusron Wahid mengatakan, pihaknya sangat mengetahui maksud dan tujuan Kementerian PKP terkait pelaksanaan Program 3 Juta Rumah dan siap berkolaborasi untuk menjalankan program tersebut.
“Data sementara yang kami himpun, ada lahan seluas 1,3 juta hektar yang memiliki potensi untuk digunakan sebagai lahan pembangunan program perumahan. Yang sudah diidentifikasi itu di Mojokerto seluas 151 hektar, di Tengareng 6,9 hektar, nanti diverifikasi lagi data dan lokasinya supaya lebih jelas,” bebernya.