Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan pemda setempat guna mempercepat pembangunan hunian tetap (huntap) bagi warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sebanyak 2.700 unit huntap tahan gempa akan dibangun Kementerian PKP sebagai tempat relokasi hunian warga yang terdampak erupsi dan akan dibangun dalam waktu sekitar 5,5 bulan.
“Kami akan membangun 2.700 unit rumah bagi warga yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di NTT dengan waktu sekitar 5,5 bulan. Perlu waktu berbulan-bulan karena harus menunggu proses perizinan, mobilisasi bahan bangunan, dan hal teknis lainnya di lokasi,” ujar Menteri PKP Maruarar Sirait.
Sejauh ini proses teknis pembangunan huntap di lapangan cukup baik dari segi infrastruktur, geologi, maupun keamanan. Bahan baku rumah tahan gempa juga akan segera dikirim ke lokasi untuk dirakit dalam waktu cepat. Untuk bahan bakunya sendiri saat ini telah tersedia di kawasan sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki.
Maruarar berharap pembangunan huntap ini bisa dilakukan dengan gotong royong yang melibatkan masyarakat sekitar dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) sehingga bisa menciptakan lapangan pekerjaan.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menambahkan, saat ini aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki masih berlangsung namun tidak ada gejala peningkatan aktivitas erupsi. Selain itu berdasarkan data di lapangan radius zona bahaya juga telah dikurangi.
“Jumlah warga yang tercatat sebagai pengungsi yang terpusat sudah mengalami penurunan jadi sekitar 5.117 jiwa. Saat ini lebih banyak pengungsi mandiri yang bergabung ke sanak keluarga di sekitar itu jadi pengungsi mandiri ini jumlahnya lebih banyak sekitar 6.417 jiwa,” jelasnya.