Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur (NTT) membuat masyarakat harus mengungsi ke area yang lebih aman. Untuk para penyintas, pemerintah bergerak cepat dengan aktivitas tanggap darurat yang salah satunya menyiapkan hunian tetap (huntap).
Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) langsung menyusun rencana pembangunan huntap dan relokasi rumah warga yang terdampak erupsi. Setidaknya ada tujuh desa terdampak bencana di Kecamatan Wulanggitang dan Kecamatan Ile Bura yang memerlukan penanganan khusus terkait sarana huniannya sehingga bisa segera pindah ke rumah yang aman dan layak huni.
“Kami sudah melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak seperti BNPB untuk rencana relokasi warga yang terdampak. Kami juga sudah rapat dengan wakil presiden khususnya terkait aspek perumahan dan mengoordinasikan supaya segera ditentukan titik relokasinya di mana saja,” ujar Menteri PKP Maruarar Sirait.
Rencana relokasi juga dikoordinasikan dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) untuk memastikan tanahnya clean and clear. Lokasi yang disiapkan antara lain di Kecamatan Wulunggitang yaitu di Desa Pululera, Tanawawe, Tapowolo, dan Balunamang. Ketiga lokasi ini berada satu kawasan yang berjarak 20 km ke arah utara Gunung Lewotobi Laki-laki.
Luas tanah yang disiapkan di Kecamatan Wulanggitang ini sekitar 50 hektar. Untuk lokasi lainnya tengah disiapkan juga di Kecamatan Titihena di Desa Kobasoma, Kramak, yang terletak sekitar 30 km ke arah timur laut Gunung Lewotobi Laki-laki dengan luas juga 50 hektar.
Maruarar menyebut, bantuan yang akan diberikan antara lain pembangunan huntap rumah baru konvensional atau pembangunan rumah baru dengan teknologi panel Risha atau Ruspin. Selain itu bantuan prasarana sarana dan utilitas (PSU) di lingkungan perumahan seperti jalan, drainase, pengelolaan air limbah, fasilitas umum, air bersih, dan lainnya.
“Pelaksanaan pembangunan dapat dilaksanakan pada masa tanggap darurat dengan merujuk pada peraturan LKPP No. 13 Tahun 2018 tentang pengadaan barang/jasa dalam keadaan darurat. Kami juga mengajak pihak swasta untuk gotong royong membantu warga yang terdampak melalui program perumahan,” imbuhnya.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan, untuk pengungsian tercatat per hari ini mencapai 11.553 orang di delapan titik pengungsian terpisah yakni enam titik di Kabupaten Flores Timur dan dua titik di Kabupaten Sikka.
“Arahan dari wakil presiden bahwa tenda pengungsian hendaknya dibedakan antara lansia dengan ibu hamil dan anak-anak agar pelayanan terhadap korban bencana terlayani dengan optimal,” bebernya.