Proyek ini dikembangkan bersama PT Emerging Solar Indonesia (ESI) yang bisa menghasilkan kapasitas listrik mencapai 337,82 kilowatt peak (kWp) sebagai langkah nyata menuju aktivitas perusahaan yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Gemekar memulai langkah awal dengan mengintegrasikan energi terbarukan untuk mendukung proses produksinya. Hal ini sejalan dengan komitmen induk grupnya yaitu PT Sempurnaindah Multinusantara dalam mendorong praktik menuju industri hijau di seluruh lini bisnisnya.
Pemanfaatan energi surya ini diproyeksikan akan mampu menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 391 ton CO₂e per tahun atau setara dengan penanaman 10.028 pohon serta memenuhi 7,57 persen dari total konsumsi energi perusahaan.
“Kami percaya bahwa transisi menuju energi bersih bukan sekadar tren melainkan investasi jangka panjang bagi keberlanjutan bisnis. Melalui inisiatif ini kami berupaya mengoptimalkan efisiensi energi sekaligus berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon yang sejalan dengan arah kebijakan perusahaan induk Gemekar,” ujar Jemmy Permana, Purchasing Department Manager Gemekar.
Apresiasi juga diberikan untuk PT Emerging Solar Indonesia yang bertumpu pada keahlian teknis berskala global sehingga mampu menghadirkan solusi efisiensi energi yang terukur dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan saat ini.
Sementara itu Asmaul Husna, Engineering Manager PT Emerging Solar Indonesia Asmaul Husna mengatakan, proyek ini mencerminkan kesiapan sektor industri untuk bertransisi menuju energi hijau dan kolaborasi ini dengan menerapkan teknologi energi surya yang bisa dilakukan secara efektif di sektor manufaktur khususnya industri plastic lembaran.
“ESI menangani sepenuhnya seluruh kebutuhan investasi termasuk perencanaan, modal, biaya operasional, hingga monitoring. Pendekatan ini memberikan solusi transisi yang praktis dan menyeluruh bagi perusahaan. ESI berkomitmen menjadi mitra bagi sektor industri dalam perjalanan menuju dekarbonisasi,” katanya.
Langkah Gemekar dan ESI ini sekaligus mendukung target Net Zero Emission Indonesia dan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) Jawa Barat sebesar 39,3 persen pada 2035. Hingga 2024, pemanfaatan energi terbarukan di provinsi tersebut baru mencapai 3,67 GW atau sekitar 2 persen dari total potensinya.
Dengan beroperasinya PLTS atap ini, Gemekar tidak hanya memperkuat daya saing industri nasional tetapi juga menunjukkan bahwa keberlanjutan dapat berjalan seiring dengan pertumbuhan bisnis.


