Dulu menyebut wilayah Sawangan di Depok masih banyak orang yang belum paham. Seorang staf marketing perusahaan developer pernah bercerita betapa sulitnya dulu menjual rumah yang berlokasi di Sawangan. Harus diurutkan dulu beberapa lokasi baru calon konsumen mengetahui kalau lokasi tersebut bernama Sawangan.
“Sekalinya ada yang tahu Sawangan, oh iya itu rumah supir saya. Jadi butuh waktu untuk menjelaskan lokasinya baru masuk ke produk. Tapi sekarang sudah lebih mudah bahkan pamor Sawangan sudah melebihi Cinere yang secara lokasi lebih menempel ke Jakarta,” kata staf marketing tersebut.
Pamor Sawangan yang kian meningkat ini tidak terlepas dari pembangunan infrastruktur yang sangat masif khususnya dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Terlebih sejak dibukanya jalan tol Depok-Antasari (Desari) tahun 2018 lalu yang membuat dari Sawangan ke koridor bisnis TB Simatupang bisa ditempuh kurang dari 10 menit.
Jalan tol ini juga membuat ke koridor bisnis lain seperti Blok M-Sudirman bisa ditempuh 20-an menit dari Sawangan. Saat dibuka exit tol Pamulang (tol Cinere-Serpong) akhir September 2019, kedua ruas tol ini langsung mendorong pamor wilayah Sawangan karena kawasannya kian mudah diakses.
Keberadaan tol Desari maupun Cinere-Serpong khususnya dengan akses in-out di Sawangan dan Pamulang memang untuk memperlancar aksesibilitas koridor selatan. Ruas tol ini juga tersambung dengan tol lingkar luar JORR dan JORR II yang sukses memecah kepadatan dari Kota Depok dan Bogor ke Jakarta maupun sebaliknya.
Makanya tak heran kalau wilayah Sawangn terdampak langsung dengan adanya infrastruktur jalan tol ini. Menjadi kalangan komuter dengan berhunian di Sawangan menjadi lebih mudah karena jarak tempuh antara rumah-kantor menjadi lebih cepat.
Pengembang GNA Group jeli melihat potensi besar dari wilayah Sawangan tersebut dengan menghadirkan Golden Sawangan. Menurut Direktur Utama GNA Group Gregorius Gun Ho, wilayah Depok khususnya Sawangan mengalami perkembangan paling pesat ditunjang oleh aksesibilitas yang semakin baik
“Sawangan kian strategis dalam beberapa tahun terakhir dan sudah banyak fasilitas yang bermunculan seperti pendidikan, kesehatan, hingga lifestyle. Potensi itu akan terus mendorong value produk properti seperti rumah tapak yang kami hadirkan di Golden Sawangan,” katanya.
Golden Sawangan dikembangkan di atas lahan seluas 5,3 hektar untuk rumah 2 lantai sebanyak 230 unit. Lokasinya berada di Jalan Raya Muchtar yang merupakan akses utama dari dua wilayah berkembang di Depok yaitu Sawangan-Bojongsari. Rumah di Golden Sawangan fokus untuk menyasar kalangan pekerja urban maupun sub urban dengan hunian berkonsep living in harmony with luxury.
Beberapa keunggulan terkait kawasannya dioptimalkan dengan menghadirkan rumah berkonsep green living dan modern sesuai kebutuhan segmen market yang disasar. Direktur Marketing GNA Group Budi Santoso menjelaskan, berbagai konsep hunian modern itu diterjemahkan melalui perencanaan kawasan hingga desain arsitektural yang telah menjadi trademark rumah-rumah GNA Group.
“Di lokasi yang kompak kami membawa hunian green-modern dengan ROW jalan lebar, fasilitas clubhouse, jogging track, outdoor gym, taman boulevard, dan lainnya. Konsep luxury modern tropical bisa dilihat melalui penerapan high ceiling, smarthome system, CCTV indoor-outdoor, sanitari mewah, hingga homogenous tile 80×80. Fasadnya menggunakan corak batu alam color scheme berwarna gelap untuk tampilan yang keren,” bebernya.
Golden Sawangan menyediakan tipe rumah mulai 70/75, 75/72, 88/84, dan 114/120 dengan harga mulai Rp1,3 miliaran. Setiap rumahnya juga menyediakan area taman dengan carport yang luas. Fasilitas di sekitar Golden Sawangan juga sangat lengkap yang bisa ditempuh 10-15 menit seperti RSUD Depok, RS Permata Depok, Sekolah Yapan, Masjid Kubah Mas, The Park Mall, ataupun ke Stasiun KRL Depok Baru.
“Penghuni akan mudah memenuhi kebutuhan sehari-hari karena semuanya serba dekat termasuk area depan perumahan yang akan digunakan untuk fasilitas komersial. Dengan lokasi, fasilitas, hingga konsep hunian seperti ini bisa menjadi pilihan utama para pekerja mendapatkan hunian dengan fungsi-fungsi ruang yang optimal dan kemudahan pembelian cukup membayar Rp5 juta dengan cicilan mulai Rp13 juta/bulan,” pungkas Budi