Knight Frank kembali merilis riset sektor properti untuk investasi modal swasta yang mengalir ke sektor properti komersial. Dalam laporan The Wealth Report yang dirilis Knight Frank, investasi modal swasta yang mengucur ke sektor properti mencapai nilai 405 miliar dollar Amerika tahun 2021.
Angka ini menunjukan peningkatan hingga 52 persen dibandingkann tahun sebelumnya atau 38 persen di atas rata-rata pertumbuhan untuk periode lima tahun. Peningkatan yang tinggi ini bahkan melebihi situasi sebelum adanya pandemi Covid-19 pada akhir tahun 2019 dan masuk ke Indonesia awal tahun 2020.
Kemudian, Knight Frank Attitudes Survey 2022 untuk The Wealth Report ini juga melaporkan, hampir seperempat atau 23 persen segmen orang super kaya atau ultra high-net worth individual (UHNWI) berinvestasi langsung pada sektor properti komsersial. Sementara 20 persennya berencana berinvestasi pada dana investasi real estat atau DIRE, debt funding, dan eco-funding.
“Para orang-orang super kaya ini tertarik berinvestasi pada properti komersial karena masih memberikan nilai tambah atau timbal balik (capital yield) yang cukup tinggi. Produk properti juga cenderung stabil dan memiliki nilai yang lebih mantap terhadap inflasi dibandingkan aset-aset lainnya,” ujar Neil Brookes, Head of Global Capital Markets Knight Frank.
Bila lebih dirinci lagi berdasarkan sub sektor propertinya, produk yang paling banyak diincar kalangan super kaya yaitu sektor perkantoran dengan porsi 43 persen, kemudian industri logistik 17 persen, dan produk properti residensial 16 persen. Di sisi lain, kelas super kaya ini juga tertarik berinvestasi pada sektor kesehatan (40 persen), program pensiun (28 persen), pusat data (26 persen), dan ilmu pengetahuan (23 persen).
Head of Commercial Research Knight Frank Will Matthews menambahkan, berdasarkan temuan ini membuat tahun 2022 akan menjadi tahun kejayaan bagi investasi properti komersial dengan modal swasta diperkirakan akan mewakili porsi seperempat dari semua kegiatan investasi.
“Riset kami menunjukan kalau faktor utama yang menjadi pendorong investasi ini berasal dari faktor eksternal, inflasi, hingga rotasi aset. Investasi lintas negara inbound maupun outbound yang masuk ke sektor properti komersial juga akan terus meningkat pada tahun 2022. Situasi ini masih akan terus berlangsung hingga 2023-2024 dan tahun-tahun berikutnya,” bebernya.