Dari seluruh segmen bisnis properti, apartemen merupakan segmen yang masih berat serapan maupun tingkat penjualannya. Situasi ini diperparah saat adanya pandemi Covid-19 tahun 2020 lalu dan situasi yang berat itu masih berjalan hingga saat ini kendati kondisinya sudah lebih baik.
Namun begitu penjualan unit apartemen di Jakarta masih relatif sulit. Riset konsultan properti global Colliers Indonesia menyebut, pada kuartal pertama tahun 2024 ini belum ada unit apartemen baru yang rampung sehingga total pasokannya masih tetap di angka 226.815 unit.
“Kondisinya, lebih dari 50 persen penjualan unit apartemen pada periode kuartal kedua tahun 2024 berasal dari proyek yang sudah beroperasi (eksisting). Artinya pengembang tidak ada yang menawarkan proyek baru dan itu yang membuat pasok total unit apartemen pada kuartal ini tetap stagnan,” ujar Ferry Salanto, Senior Associate Director Research Colliers Indonesia.
Riset Colliers juga menyebut, saat ini ada sembilan proyek yang mencakup sejumlah 4.828 unit apartemen yang akan rampung pada tahun 2024 ini. Mayoritasnya terkonsentrasi di area Cilandak, Jakarta Selatan. Penjualan unit apartemen yang sudah beroperasi masih akan terus mendominasi pasar.
Dampak dari masih stagnannya kinerja bisnis unit apartemen akan membuat kalangan pengembang masih akan fokus untuk menghabiskan proyek eksisting dan menunda peluncuran produk baru. Fokus lainnya dititikberatkan pada penjualan maupun peluncuran rumah tapak (landed house).
Segmen landed house dinilai lebih menguntungkan khususnya dengan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP). Insentif PPN DTP ini juga lebih menguntungkan untuk sektor rumah tapak. Untuk kinerja penjualannya pada periode kuartal kedua juga didominasi oleh proyek yang beroperasi khususnya karena insentif PPN 100 persen telah berakhir dan kebiasaan orang Indonesia yang selalu “last minute”.
“Tingkat penjualan juga akan ada sedikit perlambatan karena insentif PPN DTP telah turun menjadi 50 persen pada kuartal depan. Untuk harga apartemen di Jakarta masih stabil di kisaran Rp35,6 juta/m2 dan masih mencatatkan kenaikan harga sekitar 2-3 persen,” beber Ferry.