Hingga akhir pekan lalu sejumlah ruas jalan nasional yang sebelumnya rusak maupun hancur akibat bencana banjir bandang di Aceh terus dikebut perbaikannya. Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus mempercepat penanganan dampak banjir bandang dan longsor tersebut dan kini beberapa ruas jalan nasional telah dapat dilalui.
Melalui Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Aceh Kementerian PU, salah satu yang diprioritaskan memang pembukaan akses jalan nasional sebagai urat nadi mobilitas masyarakat, distribusi logistik, maupun pemulihan aktivitas sosial ekonomi pasca bencana.
Menurut Menteri PU Dooy Hanggodo, pihaknya terus berupaya agar akses ini kembali bisa fungsional secepat mungkin karena jalan dan jembatan merupakan urat nadi pergerakan masyarakat dan distribusi logistik.
“Kami pastikan untuk jalur lintas timur dan lintas barat Aceh pada prinsipnya telah fungsional dengan sisa pekerjaan berupa pembersihan material akibat banjir dan longsor. Adapun pada lintas tengah, penanganannya masih difokuskan pada pemasangan Jembatan Bailey dan pemulihan badan jalan yang tergerus sungai agar konektivitas dapat kembali tersambung secara bertahap,” ujarnya.
Lintas Timur Aceh telah kembali terhubung mulai dari Kota Banda Aceh hingga perbatasan Provinsi Sumatera Utara. Ruas Banda Aceh-Meureudu saat ini dalam kondisi terhubung, disusul ruas Meureudu-Batas Pidie Jaya/Bireuen yang telah fungsional sejak 12 Desember 2025 setelah penimbunan oprit jembatan yang runtuh.
Selanjutnya, ruas Kota Bireuen-Batas Bireuen/Aceh Utara juga telah dapat dilalui melalui jalur alternatif menggunakan Jembatan Bailey di Awe Geutah dengan akses terbatas sejak 19 Desember 2025.
Kementerian PU juga memastikan ruas jalan Kota Lhokseumawe hingga Kota Langsa telah dapat dilalui setelah pembersihan sedimen rampung pada 10 Desember 2025. Ruas Kota Langsa-Kuala Simpang menyusul fungsional setelah penanganan sedimen selesai pada 19 Desember 2025.
Kemudian ruas Kuala Simpang-Batas Provinsi Sumatera Utara kini juga sudah bisa dilalui seluruh jenis kendaraan meskipun pembersihan material lumpur dan kayu masih terus dilakukan hingga saat ini.
Di wilayah tengah dan barat Aceh beberapa ruas strategis juga telah kembali terhubung. Ruas Kota Bireuen-Batas Bireuen/Bener Meriah telah fungsional sejak 18 Desember 2025 setelah pemasangan Jembatan Bailey di Jembatan Teupin Mane dan penanganan sementara longsoran. Ruas Blangkejeren-Batas Gayo Lues/Aceh Tenggara telah terhubung kembali sejak 19 Desember 2025 setelah penanganan longsoran selesai.
Selanjutnya, ruas Batas Aceh Tengah/Nagan Raya-Lhokseumot-Jeuram kini sudah dapat dilalui kendaraan roda dua dan roda empat. Pada ruas ini, satu unit jembatan yang putus telah ditangani melalui penimbunan oprit, pemasangan jembatan darurat, dan dilanjutkan pemasangan Jembatan Bailey dengan target fungsional pada 25 Desember 2025.
Kemudian ruas Kota Kutacane-Batas Provinsi Sumatera Utara juga telah dapat dilalui. Sementara pada ruas Batas Gayo Lues/Aceh Tenggara-Kota Kutacane, penanganan sembilan titik longsoran telah selesai, dan dua jembatan yang terdampak saat ini tetap fungsional melalui jalan sementara sambil menunggu penyelesaian pemasangan Jembatan Bailey yang ditargetkan rampung pada 27 Desember 2025.
“Kami akan terus melakukan pemantauan dan percepatan penanganan di seluruh titik yang terdampak dengan bekerja sama pemerintah daerah, BUMN Karya, dan TNI untuk memastikan akses jalan nasional di Aceh kembali pulih secara aman dan berkelanjutan,” imbuh Dody.


