Program 3 juta rumah merupakan salah satu program utama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang masuk ke dalam delapan program prioritas pemerintah. Terkait program ini, Bank Dunia (World Bank) mengapresiasinya yang tercermin dalam laporan “Perumahan untuk Rakyat: Dari Rumah Menuju Pekerjaan dan Kesejahteraan di Indonesia, Indonesia Economic Prospect Juni 2025.
Menurut World Bank, program pembangunan perumahan akan bisa menjadi mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia yang akhirnya menjadi sumber kesejahteraan masyarakat untuk jangka panjang.
Terlebih lagi sektor perumahan yang memberikan kontribusi mencapai 10 persen terhadap produk domestic bruto (PDB) Indonesia. PDB 10 persen berarti menyediakan 7 persen dari total lapangan kerja dan meningkatkan penerimaan pajak negara sebesar 8 persen.
Dampak lain dari program 3 juta rumah adalah mendorong sektor konstruksi dan perbankan yang pada akhirnya juga menciptakan lapangan kerja yang besar. World Bank juga mengapresiasi pemerintah dari sisi peran sebagai penyedia dan fasilsator perumahan.
World Bank memberikan beberapa saran yang harus dilakukan untuk memperkuat program ini. Diantaranya, mereformasi regulasi perumahan untuk mempercepat pelaksanaan program yang didanai negara hingga bisa menciptakan lingkungan yang kondusif untuk menarik investasi swasta.
Dari sektor ini bisa menyerap investasi tahunan senilai 3,8 miliar dollar Amerika yang disebut World Bank bisa menciptakan sekitar 2,3 juta lapangan pekerjaan dan memobilisasi modal swasta mencapai 2,8 miliar dollar.
Dengan reformasi regulasi perumahan diharapkan bisa menciptakan lingkungan yang mendukung peningkatan investasi di sektor perumahan dan secara tidak langsuung meningkatkan dampaknya terhadap perekonomian nasional.
World Bank mengusulkan dua pilar sebagai strategi utama untuk percepatan program ini. Pilar pertama yaitu fokus pada peningkatan investasi perumahan dan infrastruktur sementara pilar kedua menjabarkan kebijakan, reformasi regulasi, dan kelembagaan yang dibutuhkan untuk mendapatkan pembiayaan dan memastikan keberlanjutan program.
Dengan rekam jejak program perumahan yang telah berjalan lama di Indonesia, melalui transformasi permukiman dan lingkungan dengan mekanisme baru bisa dihadirkan 750 ribu lapangan kerja melalui penyediaan satu juta rumah dengan investasi pemerintah senilai 1 miliar dollar.
Selanjutanya untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen, World Bank menilai produksi perumahan di perkotaan perlu di-lead dengan pendekatan yang berbeda mengingat keterbatasan lahan dan tingginya biaya perumahan.
Strategi lainnya fokus pada upaya memperoleh pembiayaan yang dibutuhkan untuk mewujudkan perluasan perumahan yang optimal dengan meningkatkan tabungan rumah tangga dan akses ke permodalan swasta melalui kebijakan dan reformasi yang terarah.
Dengan berbagai strategi ini World Bank memperkirakan program 3 juta rumah dapat memobilisasi modal swasta mencapai 2,77 miliar dollar dari sebelumnya 560 juta dollar serta penciptaan lapangan pekerjaan hingga 2,33 juta orang dari sebelumnya hanya 868.151 orang.