Tren yang terus berkembang bukan hanya pada fashion maupun lifestyle pada umumnya. Konsep hunian juga terus berkembang dengan munculnya berbagai konsep baru seperti hunian bersama (co-living), multifamily, hingga hunian untuk para orang lanjut usia (lansia) yang kerap disebut panti jompo (senior living).
Munculnya tren baru untuk hunian ini disebabkan karena beberapa hal seperti kepraktisan, supaya lebih murah dengan prinsip ekonomi berbagai (shared economy), dan sebagainya. Masyarakat yang semakin terbuka menjadi alasan lain konsep-konsep baru ini cepat berkembang termasuk proses urbanisasi yang juga telah mengubah cara dan tempat tinggal manusia.
Menurut Rohit Hemnani, COO and Head of Alternatives Capital Markets JLL Asia Pasific, peningkatan pada sektor kehidupan di seluruh kota-kota Asia Pasifik semakin menguat khususnya terkait permintaan akan alternatif hunian yang lebih terjangkau dan salah satunya dengan konsep shared economy.
“Konsep maupun perkembangan tren baru ini telah meningkatkan potensi maupun membuka peluang terkait pilihan hunian yang lebih terjangkau. Hal ini juga akan meningkatkan potensi keuntungan yang lebih konsisten dari sektor hunian dengan potensi yang bisa diraih lebih besar,” katanya.
Beberapa contoh seperti tren perkembangan hunian untuk kalangan pelajar di Mumbai, India. Ada 34 juta mahasiswa di seluruh negeri dan jumlah ini terus meningkat setiap tahunnya yang membutuhkan hunian yang lebih terjangkau. Di sisi lain, regulasi pemerintah di India belum menyentuh persoalan ini padahal ini merupakan potensi untuk meningkatkan investasi dari unit-unit hunian yang bisa disewakan.
Kemudian hunian untuk multifamily berupa gedung apartemen yang digunakan bersama juga telah menjadi salah satu sektor yang paling stabil. Perbandingan antara penyewa dan pemilik unit untuk kawasan Asia Pasifik sudah jauh melampaui harga sewanya. Di Tokyo, Jepang, pasar sewa untuk sektor ini bahkan telah menjadi pasar yang sangat stabil dengan keuntungan 3,5-4,5 persen per tahunnya.
Potensi lain dari hunian senior living yang telah bisa diterima di Australia. Terus meningkatkan harapan hidup yang lebih tinggi dan banyaknya lansia yang hidup sendiri membuat kebutuhan akan hunian khusus bagi kalangan ini juga terus meningkat. Saat ini Sydney merupakan kota dengan perkembangan panti jompo yang sangat pesat dengan keuntungan mencapai 6-8 persen.
Sementara co-living atau kos-kosan yang lebih modern relatif masih baru di Indonesia namun menawarkan potensi perkembangan yang juga sangat pesat seperti di Hong Kong dan Singapura. Populasi anak muda yang sangat besar di Indonesia telah menjadi pendorong yang sangat cepat untuk bentuk-bentuk hunian seperti co-living ini.
James Taylor, Head of Research JLL Indonesia menambahkan, kos-kosan atau kamar sewa dengan berbagai range dan kualitasnya yang menawarkan fasilitas bersama merupakan konsep yang sudah terbentuk dengan sangat baik di Indonesia. Selain populasi anak muda yang sangat besar, konsep co-living ini akan semakin pesat karena ditunjang dengan perkembangan transportasi masal. “Ke deppan konsep co-living ini akan semakin potensial dengan kereta komuter yang makin nyaman seperti MRT maupun LRT. Berkurangnya waktu tempuh perjalanan dengan menggunakann transportasi masal ini akan meningkatkan minat masyarakat menerapkan co-living dan ini selanjutnya akan direspon oleh pengembang dengan mengeluarkan produk yang memungkinkan untuk shared economy khususnya di lokasi-lokasi yang strategis,” bebernya.