Di tengah situasi pasar yang penuh dinamika, situasi perekonomian khususnya bisnis properti di kawasan Asia Pasifik bisa dipertahankan dalam kondisi yang stabil. Situasi stabil ini untuk berbagai sektor seperti perkantoran, pergudangan, residensial, dan lainnya dengan tingkat kapitalisasi yang tetap bisa dipertahankan.
Berdasarkan laporan dari Colliers mengenai Tingkat Kapitalisasi Asia Pasifik Kuartal Kedua (Q2) 2025, bisnis ritel muncul sebagai segmen yang cukup menonjol di sebagian besar pasar APAC pada kuartal terakhir dengan imbal hasil yang stabil dan permintaan penyewa yang kuat hingga mendorong kinerja di sebagain besar kota utamanya.
Laporan tersebut menyatakan, di Hong Kong aset ritel terus memberikan imbal hasil yang menarik bahkan mengungguli sektor lain. Di Bengaluru, India, mengalami kenaikan sewa di lokasi ritel utama karena meningkatnya kepadatan perdagangan sementara imbal hasil ritel di Australia tetap stabil dengan potensi kompresi di sub-pasar yang kekurangan pasokan seperti Sydney dan Melbourne.
Untuk sektor perkantoran juga masih menunjukkan kinerja yang bervariasi dengan permintaan yang berkelanjutan untuk aset berkualitas tinggi di lokasi-lokasi kawasan pusat bisnis. Ada beberapa tanda stabilisasi khususnya di Australia dan Auckland di mana imbal hasil untuk aset-aset utama tetap kuat.
Kemudian sektor industri menunjukkan dinamika yang beragam dengan kepercayaan investor yang kuat dan permintaan sewa di pasar-pasar tertentu namun segmen pasar lainnya menghadapi tantangan akibat kelebihan pasokan dan ketegangan perdagangan.
Auckland mengalami kompresi tingkat kapitalisasi yang didorong oleh rendahnya tingkat kekosongan dan permintaan logistik yang kuat sementara di Brisbane dan Sydney mengalami peningkatan aktivitas investasi di tengah terbatasnya pasokan. Untuk Bengaluru dan Mumbai mempertahankan nilai kapital yang stabil dan momentum sewa yang konsisten.
“Di seluruh kawasan Asia Pasifik kami melihat perpecahan yang jelas dalam sentimen investor sementara beberapa pasar optimis dengan hati-hati yang lain secara aktif memposisikan ulang portofolio untuk meraih nilai jangka panjang,” ujar CK Lau, Managing Director Asia Valuation & Advisory Services Colliers.
Kapitalisasi yang berhasil diraih dengan tingkat yang stabil di kota-kota utama ini mencerminkan respon yang semakin matang terhadap pergeseran makro ekonomi. Ketahanan sektor ritel dan reposisi strategis dalam aset perkantoran dan industri menggarisbawahi kemampuan adaptasi pasar APAC yang akan membuat investor semakin berfokus pada kualitas, keberlanjutan, dan ketahanan aset untuk masa depan.
Kemudian ada tren lain yang muncul, diantaranya Bengaluru mencatat pergerakan tingkat kapitalisasi secara kuartalan yang paling signifikan khususnya di sektor industry yang menyoroti meningkatnya daya tarik kota di kalangan investor.
Lonjakan minat di Hong Kong untuk mengubah hotel dan perkantoran menjadi perumahan mahasiswa yang didorong oleh inisiatif pemerintah dan permintaan pengguna. Di Singapura mengalami tekanan penurunan pada tingkat kapitalisasi karena pasokan yang ketat dan minat investor terhadap aset-aset unggulan. Sementara Bangkok memposisikan sebagai pusat data regional yang menarik investasi berbasis teknologi.
Berbagai faktor makro ekonomi juga berperan dalam membentuk sentimen investor. Ekspektasi penurunan suku bunga di Seoul dan pemangkasan baru-baru ini di Mumbai telah meningkatkan kepercayaan sementara program subsidi di Tiongkok diperkirakan akan terus merangsang konsumsi ritel dan mendorong sentimen pasar yang positif.