Bisnis properti untuk sektor perkantoran di kawasan Asia Pasifik memasuki fase pertumbuhan baru dengan penyewaan ruang yang terus meningkat. Hal ini menjadi momentum positif yang diperkirakan akan terus berlanjut hingga akhir tahun ini seiring penyewa yang memprioritaskan ruang kantor fleksibel dan berkelanjutan.
Laporan terbaru perusahaan manajemen dan riset properti Colliers medio Agustus 2025 menyebut, pasar perkantoran Asia Pasifik pada periode semester pertama tahun 2025 menunjukkan aktivitas penyewaan yang mencapai 4,5 juta meter persegi (m2) di 11 pasar utama kawasan.
Kondisi ini meningkat hingga 9,6 persen secara tahunan (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sehingga mencerminkan kalibarasi ulang strategi tempat kerja yang lebih luas. Adapun pasar yang diriset meliputi Australia, China, Hong Kong, India, Jepang, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Korea Selatan, dan Taiwan.
Singapura, Filipina, dan Jepang memimpin pertumbuhan permintaan dengan Singapura mencatatkan peningkatan volume penyewaan yang mengesankan hingga dua belas kali lipat. Filipina dan Jepang mencatat peningkatan tahunan yang kuat dengan masing-masing sebesar 56 persen dan 55 persen.
Sementara itu India, China, dan Jepang terus menjadi penopang aktivitas regional yang secara kolektif menyumbang lebih 90 persen dari total permintaan perkantoran. Pasokan baru juga meningkat pesat mencapai 45,4 persen (yoy) atau menjadi 4,8 juta m2 dan ini melampaui permintaan di Sebagian besar pasar.
“Kami menyaksikan perubahan penting dalam tata cara penyewa berinteraksi untuk kebutuhan ruang kantornya di kawasan Asia Pasifik. Lonjakan permintaan yang dipimpin oleh pasar-pasar dinamis seperti Singapura, Filipina, dan Jepang menandakan kalau yang terjadi bukan hanya pemulihan tapi juga pembaharuan,” ujar Mike Davis, Managing Director Colliers Occupier Services Asia Pasifik.
Seiring prioritas, fleksibilitas, dan keberlanjutan yang terus menjadi pusat perhatian, berbagai organisasi tertarik pada aset-aset kelas A yang mencerminkan nilai dan ambisi masa depan. Pergerakan menuju kualitas ini tengah membentuk kembali lansekap perkantoran di kawasan dan momentum ini diharapkan akan terus berlanjut hingga paruh kedua tahun ini dan seterusnya.
Untuk sektor perkantoran di Indonesia, Head of Office Services Colliers Indonesia Bagus Adikusumo menjelaskan, sebagai bagian dari inisiatif environmental-social-governance (ESG) banyak perusahaan multinasional diwajibkan untuk beroperasi di gedung hijau yang bersertifikat sehingga pemilik properti harus mematuhi persyaratan dengan mendapatkan sertifikasi bangunan hijau untuk propertinya.
“Permintaan ini akan terus meningkat pada paruh kedua tahun ini meskipun penambahan pasokan yang berkelanjutan dapat menekan tingkat kekosongan. Untuk terus menumbuhkan tingkat sewa maka harus terus didorong dengan kinerja bisnis yang tinggi seiring para pengguna mencari ruang yang mendukung kebutuhan bisnis terus berkembang dan tujuan berkelanjutan,” jelasnya.