Bank Indonesia (BI) secara aktif terus mendorong literasi keuangan khususnya untuk generasi muda. Literasi keuangan yang kuat menjadi fondasi utama bagi kalangan milenial maupun Gen Z untuk berinvestasi secara cerdas.
Untuk itu generasi muda perlu menerapkan berbagai prinsip investasi yang bijak: memahami peluang dan risiko serta cermat memilih instrumen investasi. Kombinasi kedua prinsip ini akan menentukan hasil investasi yang mampu menghasilkan keuntungan atau cuan (cerdas, cermat, cuan).
BI menyelenggarakan kegiatan Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (LIKE IT) Tahun 2025 di Universitas Hindu Indonesia Bali awal pekan ini. LIKE IT merupakan gelaran BI bersama Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk meningkatkan literasi keuangan dan memperluas basis investor ritel terutama di kalangan muda.
Menurut Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti, ada tiga kunci utama menjadi cerdas mengelola keuangan yaitu 3M: melek digital, merencanakan keuangan, bersikap maraton. Dengan tiga tips ini generasi muda bisa memulai langkah cerdas dalam berinvestasi.
“Jadi kalau dirinci, melek digital artinya memahami dengan baik profil risiko sebelum menempatkan dana untuk berinvestasi serta memprioritaskan instrument yang resmi dan berizin. Merencanakan termasuk membangun kebiasaan positif mengatur pendapatan dan pengeluaran dengan menyisihkan termasuk menyiapkan dana darurat,” ujarnya.
Hal lainnya yaitu menghindari utang konsumtif dan terus membangun kebiasaan menabung dan berinvestasi. Sementara konsep maraton dilakukan untuk menghindari konsep sprint yang jangka pendek. Dalam berinvestasi tidak ada yang instan sehingga hasil yang besar itu didapat dalam jangka panjang.
Wakil Ketua Dewan Komisioner LPS Farid Azhar Nasution menyatakan, pengelolaan keuangan yang bijak menjadi faktor penting untuk menjaga ketahanan dan keberlangsungan keuangan dan karenanya saat mendapatkan penghasilan mulailah menyisihkan bukan menyisakan untuk menyiapkan dana cadangan dalam bentuk simpanan.
“Simpanan itu untuk memenuhi kebutuhan operasional beberapa bulan ke depan 3-6 bulan dan kondisi darurat (emergency fund). Setelah cadangan likuiditas cukup, investasikan dana surplus ke instrumen bisnis yang dipahami dengan mempelajari instrumen dan risikonya serta memastikan legalitasnya. Bangun kebiasaan untuk menabung dan berinvestasi secara terdiversifikasi sejak dini,” bebernya.
Direktur Jendral Stabilitas dan Pengembangan Sektor Keuangan Kementerian Keuangan Masyita Crystallin menyampaikan, dalam melakukan investasi terdapat beberapa hal yang dapat menjadi pertimbangan mulai profil risiko hingga diversifikasi risiko.
“Profil risiko yaitu risk averse, moderat, dan risk taker. Kemudian periode waktu dalam melakukan investasi baik jangka pendek, menengah, dan panjang. Diversifikasi risiko juga penting untuk berinvestasi di berbagai instrumen dan ini semua penting untuk terus dipelajari generasi muda,” katanya.
Sementara itu Direktur Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, Perlindungan Konsumen, dan Layanan Manajemen Strategis OJK Irhamsah menjelaskan, dalam melakukan investasi keuangan investor perlu memastikan produk investasi yang dituju telah memiliki izin dari otoritas berwenang di sektor keuangan.
“OJK telah membentuk Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Illegal (Satgas PASTI) bersama dengan otoritas, kementerian, dan lembaga terkait yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan dari aktivitas keuangan ilegal di berbagai sektor yang dapat menimbulkan risiko bagi masyarakat serta stabilitas keuangan. Melalui Satgas PASTI, berbagai tindakan pencegahan dan penanganan dapat dilakukan secara lebih efektif dan terkoordinasi,” pungkasnya.
Sebagai informasi, LIKE IT yang diselenggarakan di Bali ini merupakan kegiatan LIKE IT ketujuh yang dilaksanakan sepanjang tahun 2025 setelah dilaksanakan sebelumnya di 6 kota yakni Jakarta, Banda Aceh, Manado, Pontianak, Gorontalo, dan Solo dan telah mengedukasi hingga lebih dari 22 ribu anak muda.
LIKE IT Tahun 2025 pada hari ini sekaligus merupakan LIKE IT terakhir dan penutup rangkaian LIKE IT Tahun 2025. Kegiatan LIKE IT diharapkan dapat membuat para generasi muda semakin melek keuangan dan melek investasi, dan selanjutnya berkontribusi dalam memperkuat pasar keuangan Indonesia.


