Imah Meremah Hirup Tumaninah atau yang artinya rumah layak hidup tenang, menjadi program andalan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Ini juga merupakan kampanye pemprov yang didukung bank bjb untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat mendapatkan sarana huniannya.
Bagi bank bjb, kampanye imah meremah hirup tumaninah juga menjadi bukti komitmen keberlanjutan perusahaan dalam memperluat ekosistem pembiayaan perumahan yang inklusif serta untuk terus mendorong tingkat kesejahteraan masyarakat di Jawa Barat.
Peluncuran program Imah Merenah Hirup Tumaninah berlangsung di Sabuga ITB, Kota Bandung, yang dihadiri Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait, Kepala Staf Kepresidenan Muhammad Qodari, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Wakil Gubernur Erwan Setiawan, hingga bupati dan walikota se-Jawa Barat.
Menurut Direktur Utama bank bjb Yusuf Saadudin, dukungan pada program ini merupakan langkah nyata bank bjb dalam mengakselerasi penyediaan rumah layak huni bagi masyarakat dan sebagai bank yang berakar di Jawa Barat menjadi penting untuk menjadi mitra strategis pemerintah dalam menyalurkan pembiayaan perumahan.
“Kami menyambut baik inisiasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk menyediakan hunian yang layak dan terjangkau bagi warganya. Kami siap mendukung penuh program ini dengan menjadi mitra strategis dalam penyaluran kredit perumahan hingga bisa membantu lebih banyak masyarakat di Jawa Barat memiliki rumah impiannya,” ujarnya.
Hingga akhir Agustus 2025, realisasi KPR subsidi fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) secara nasional telah mencapai 178.060 unit rumah atau sekitar 50,87 persen dari target 350.000 unit tahun ini. Dari jumlah tersebut, bank bjb bersama bjb syariah telah menyalurkan 5.049 unit rumah dari total alokasi 10.000 unit atau sekitar 50,49 persen dari porsi yang ditargetkan.
Sejak tahun 2016, total bank bjb telah menyalurkan hingga 38.878 unit KPR FLPP dan rekam jejak yang panjang ini menunjukkan konsistensi bank bjb dalam mendukung agenda nasional perumahan rakyat.
Capaian ini menegaskan posisi bank bjb sebagai salah satu penyalur aktif KPR FLPP di Indonesia. Dengan kinerja ini, bank bjb bukan hanya mendukung target nasional tiga juta rumah tetapi juga menunjukkan kontribusi riil terhadap pemenuhan kebutuhan hunian masyarakat berpenghasilan rendah.
Di Jawa Barat sendiri, realisasi FLPP tercatat sebagai yang tertinggi secara nasional. Dari alokasi 23.000 unit rumah, sudah terealisasi sebanyak 36.546 unit rumah. Hal ini menjadikan provinsi ini sebagai motor utama dalam pencapaian program rumah subsidi dengan bank bjb memegang peran penting di dalamnya.
Kembali ke program Imah Merenah Hirup Tumaninah, bank bjb bukan hanya menyiapkan skema pembiayaan rumah dengan bunga terjangkau tetapi juga akan memperluas akses melalui Kredit Program Perumahan (KPP). Fasilitas ini ditujukan bagi pelaku usaha di bidang properti dan pembangunan seperti developer, toko bangunan, dan pengusaha lainnya.
Kemudahan lain juga tersedia melalui program FLPP seperti uang muka 1 persen, bunga tetap 5 persen selama 20 tahun, serta bebas PPN, PBG, dan BPHTB. Skema ini dirancang agar lebih inklusif sehingga semakin banyak masyarakat yang dapat menjangkau rumah subsidi.
Partisipasi bank bjb dalam program ini menjadi bukti nyata semangat kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga keuangan, dan asosiasi pengembang. Sinergi ini diharapkan mampu menciptakan ekosistem perumahan yang berkelanjutan, baik dari sisi penyediaan rumah maupun dampak ekonomi.
Dampak berganda dari program perumahan juga signifikan. Selain memberi kesempatan masyarakat memiliki rumah, sektor konstruksi bergerak, lapangan kerja baru terbuka, dan industri pendukung ikut berkembang. bank bjb menilai efek domino ini penting untuk menjaga pertumbuhan ekonomi daerah.
“Program Imah Merenah Hirup Tumaninah juga sejalan dengan agenda pembangunan Jawa Barat yang mengedepankan kesejahteraan sosial. Dengan dukungan bank bjb, akses masyarakat Jawa Barat terhadap rumah layak kian nyata, menjadikan perumahan sebagai instrumen pemerataan sosial,” tandas Yusuf.


