Program perumahan ditambah aktivitas sektor konstruksi terus mengakselerasi yang ikut memacu aktivitas bisnis hingga menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi nasional menjadi 4,98 persen pada triwulan kedua.
Menurut Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait, capaian ini menjadi momentum penting khususnya bagi Kementerian PKP terus memperkuat sektor perumahan sebagai salah satu penggerak utama perekonomian nasional.
“Tentunya program perumahan telah memberi dampak nyata bagi masyarakat dan mendorong perekonomian nasional dan kami siap mendukung pertumbuhan itu melalui berbagai program perumahan, melalui anggaran pembangunan yang terserap secara cepat dan efektif, yang selanjutnya membuka lapangan pekerjaan dalam jumlah besar,” katanya.
Salah satu program unggulan Kementerian PKP untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional itu adalah program pembangunan 3 juta rumah. Untuk mendorong program ini pemerintah juga telah meningkatkan alokasi penyaluran KPR subsidi fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) dari 220 ribu menjadi 350 ribu pada tahun ini.
Hingga pekan pertama Agustus 2025, penyaluran KPR subsidi FLPP telah mencapai 149.368 unit atau belum mencapai 50 persen dari target 350 ribu unit. Namun, bila ditambah dengan rumah subsidi yang dalam proses pembangunan hingga yang siap akad maka ada tambahan sebanyak 40.967 unit. Maruarar sendiri mengklaim penyaluran KPR FLPP telah mencapai 190.335 unit atau hampir 55 persen.
Untuk terus mendorong penyerapan KPR FLPP, Kementerian PKP juga akan segera mengimplementasikan kredit usaha rakyat (KUR) perumahan. Dengan mekanisme KUR perumahan ini diharapkan bisa mendorong para pelaku UMKM di sektor perumahan ikut membangun rumah subsidi.
Pemerintah juga melanjutkan kebijakan pembebasan PPN atau PPN DTP 100 persen hingga akhir tahun ini. Hal lainnya juga yaitu mendorong percepatan program bantuan stimulan perumahan swadaya (BSPS) atau program bedah rumah dengan target 45 ribu unit.