Presiden Prabowo Subianto meresmikan Stasiun Tanah Abang Baru, Selasa, 4 November 2025. Presiden didampingi oleh Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, serta Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI/Persero) Bobby Rasyidin.
Menurut Bobby, Stasiun Tanah Abang Baru menjadi simbol transformasi layanan publik yang dirancang dengan desain untuk mengutamakan efisiensi pergerakan penumpang, memperkuat konektivitas antarmooda, serta mendukung pertumbuhan kawasan berorientasi transit (TOD).
“Stasiun baru ini juga akan meningkatkan kapasitas penumpang dari 141 ribuan penumpang per hari menjadi hingga 380 ribu per hari. Hal ini tentunya akan berdampak langsung terhadap mobilitas dan perekonomian masyarakat. Stasiun ini juga menjadi salah satu simpul utama konektivitas KRL Jabodetabek yang memperkuat pertumbuhan ekonomi perkotaan sekaligus mengurangi emisi karbon,” ujarnya.
KAI akan terus memperkuat peran dalam menghadirkan layanan transportasi publik yang terjangkau dan merata melalui skema public service obligation (PSO) yang diamanahkan pemerintah. Hingga September 2025, KAI telah melayani 13,15 juta penumpang pada layanan kereta api jarak jauh dan lokal bersubsidi PSO, meningkat dari 12,26 juta pengguna dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Layanan subsidi PSO juga hadir melalui KAI Commuter di Jabodetabek, Bandung Raya, Yogyakarta, dan Surabaya, serta LRT Jabodebek, KA Bandara Srilelawangsa di Medan, dan KA Bandara YIA di Yogyakarta,” jelas Bobby. Dukungan KAI melalui KAI Commuter menjadi bagian penting dari penguatan layanan di kawasan perkotaan.
Melalui KAI Commuter, KAI menjalankan 1.141 frekuensi perjalanan Commuter Line setiap hari yang terdiri dari 1.063 perjalanan Commuter Line Jabodetabek, 14 perjalanan Commuter Line Merak, dan 64 perjalanan Commuter Line Basoetta. Dengan selesainya pembangunan Stasiun Tanah Abang Baru ini akan memperkuat integrasi antarmoda di kawasan pusat Kota Jakarta.
Ia menegaskan bahwa selesainya pembangunan Stasiun Tanah Abang Baru akan memperkuat integrasi antarmoda di kawasan pusat kota Jakarta. Dengan hadirnya stasiun ini, ekosistem transportasi perkotaan semakin terintegrasi hingga mendukung konsep transportasi masal yang efisien, inklusif, dan ramah lingkungan bagi masyarakat.
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menambahkan, Stasiun Tanah Abang Baru sebagai bagian dari transformasi layanan transportasi publik dan merupakan salah satu stasiun dengan intensitas tertinggi di Jabodetabek.
“Pengembangan proyek ini menjadi kebutuhan strategis untuk memperkuat konsep kawasan berorientasi transit yang aman, nyaman, dan inklusif. Stasiun ini melayani empat lintas utama KRL yaitu Kampung Bandan, Rangkasbitung, Duri-Tangerang, dan Manggarai-Bogor-Cikarang,” bebernya.
Saat ini Stasiun Tanah Abang Baru melayani lebih dari 210 ribu penumpang naik-turun dan transit per hari atau sekitar 63 juta penumpang selama Januari-Oktober 2025, setara dengan 22 persen dari total penumpang KRL Jabodetabek. Dengan luas bangunan 23 ribu meter persegi, nilai proyek pembangunan tahap pertama mencapai Rp380,93 miliar.


