Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait merespon adanya pro-kontra terkait draft Peraturan Menteri (Permen) PKP mengenai Batasan luas lahan dan luas lantai rumah umum tapak untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Pro-kontra dinilai sangat baik terkait draft aturan sebelum disahkan supaya semakin banyak masyarakat yang bisa menerima manfaat dan tidak merugikan konsumen. Nantinya aka nada pilihan desain rumah subsidi sesuai kebutuhan konsumen.
“Sekarang tahapannya masih menjaring masukan-masukan jadi saya menilai adanya pro-kontra itu biasa dan tujuan baik untuk memperkaya permen yang nantinya akan terbit,” ujarnya saat melakukan pertemuan dengan sejumlah ketua umum asosiasi pengembang beberapa waktu lalu.
Kementerian PKP sendiri sangat terbuka dengan berbagai masukan terkait draft permen tersebut. Dengan adanya masukan, sara, maupun kritik akan membuat pembahasan peraturan ini menjadi lebih terbuka dan diketahui oleh banyak pihak.
Prinsip dari penyusunan darft peraturan ini untuk mendorong pembangunan rumah subsidi di kawasan perkotaan yang lahannya sangat terbatas dengan harga yang sudah tinggi. Dengan peraturan yang saat ini masih dibahas diharapkan akan muncul berbagai kreativitas desain rumah dari pengembang untuk membuat konsumen memiliki lebih banyak pilihan hunian di kawasan perkotaan.
Ke depan diharapkan pengembang yang membangun ruah subsidi bisa menunjukan produk jadi (ready stock) dan bukannya menjual gambar. Dengan adanya pilihan desain dan lingkungan perumahan yang telah tertata baik akan membuat masyarakat bisa menentukan pilihannya dengan lebih baik.
“Jadi masyarakat yang akan membeli rumah subsidi harus benar-benar melihat bangunan rumahnya sudah jadi, bukan memilih dari brosur. Jadi pengembang harus bangun dulu supaya bisa dilihat produknya, ini juga sebagai bentuk perlindungan kepada konsumen,” pungkasnya.
Luas lahan rumah subsidi yang tidak terlalu luas juga sesuai dengan kebutuhan maupun lahan yang semakin terbatas. Dengan desain yang baik rumah subsidi yang lahannya terbatas tetap bisa dibangun dengan nyaman misalnya dengan konsep bertingkat untuk mengoptimalkan lahan.
Saat ini kondisinya setiap rumah subsidi yang telah dipasarkan mayoritas akan diubah oleh konsumen untuk menyesuaikan dengan kebutuhan. Harapannya dengan didesain secara baik setiap rumah yang dipasarkan bisa langsung dihuni dengan nyaman dan tidak perlu direnovasi.