Tingkat kesadaran masyarakat terkait permasalahan sampah masih sangat memprihatinkan. Mayoritas masyarakat masih menganggap sampah merupakan sisa hasil konsumsi yang dianggap kotor dan menjijikan sehingga harus dibuang sehingga tidak pernah berpikir bagaimana pengelolaan hingga pengolahan sampah supaya tidak menjadi masalah perkotaan.
Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan per bulan Mei 2024 melalui data yang dikumpulkan dari 171 kota di Indonesia, ada sekitar 33,85 persen atau setara 6.737.655,98 ton sampah per tahun yang belum terkelola.
Data tahun sebelumnya masih dari institusi yang sama, ada lebih dari 65 persen sampah berakhir di landfill atau yang kita kenal sebagai tempat pembuangan akhir (TPA). Melihat fakta ini semestinya kita sebagai pribadi maupun organisasi sudah selayaknya memberikan perhatian untuk melindungi dan merawat lingkungan.
Pada sebuah organisasi perusahaan, jika bisnis yang dilakukan mempertimbangkan keberlanjutan yang serius maka hampir pasti persuahaan tersebut bersinggungan dengan program zero waste to landfill. Artinya, sudah ada penerapan pengelolaan persampahan yang lebih baik sehingga tidak membebani TPA.
Menurut Christina Ng, Head of Facilities Management Colliers Indonesia, zero waste landfill adalah konsep yang bertujuan untuk memaksimalkan pemanfataan bahan limbah sebagai bahan bakut untuk proses lain.
“Melalui penerapan ini, ekosistem terpadu bisa tercipta yang berkontribusi pada lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan secara menyeluruh. Selain itu dari sudut pandang perusahaan organisasi dan gedung komersial, konsep ini juga membantu dalam memaksimalkan implementasi Environmental, Social, Governance (ESG),” katanya.
Karena itu bagi organisasi korporat sangat penting untuk mengukur kontribusi bulanannya terhadap keberlanjutan yang sejalan dengan strategi ESG perusahaan. Salah satu cara untuk mencapai hal ini adalah dengan memiliki laporan keberlanjutan yang berkontribusi pada tujuan agar tercapai keuangan berkelanjutan.
Bagaimana prinsip ESG bisa sejalan dengan penerapan konsep zero waste dan di mana investasi berkelanjutan dapat dilakukan? Hampir semua peringkat ESG yang ada termasuk di dalamnya manajemen limbah dan penggunaan bahan digunakan sebagai indikator kunci.
Dalam investasi berkelanjutan, faktor ESG juga memainkan peran yang signifikan dengan menekankan pentingnya perusahaan menganggap peringkat ESG dengan serius. Hal ini menegaskan perhatian yang diberikan oleh para investor terkait manajemen limbah.
“Terlepas dari industri yang dijalankan, perusahaan harus berusaha menuju ekonomi sirkular. Melalui penerapan tersebut perusahaan tidak hanya dapat mencapai efisiensi sumber daya tetapi juga menciptakan peluang yang berdampak pada berbagai sektor dan meningkatkan kualitas hidup,” imbuhnya.