Paks sipapak preman-preman, oh ho, paks sipapak metropolitan. Penggalan awal lagu ini tentu tidak asing karena sangat populer pada era tahun 1980-an. Ya, lagu berjudul Preman yang dinyanyikan rocker sekaligus pengusaha properti Ikang Fawzi itu boleh jadi refleksi zaman pada saat itu dan masih aktual hingga saat ini.
Diakui pemilik nama asli Ahmad Zulfikar Fawzi, lagu Preman yang dirilis tahun 1987 tersebut terinspirasi dari sektor properti khususnya perumahan yang merupakan kebutuhan pokok setiap orang. Bagian lirik lagunya menyebut, ‘Pekerjaan sangat sukar juga pendidikan, di sudut-sudut jalanan banyak pengangguran. Jadi preman ‘tuk cari makan, di balik wajah yang seram tersimpan damba kedamaian’.
“Saya membuat lagu Preman itu terinspirasi salah satunya karena sektor perumahan. Saya melihat, kalau perumahan tidak bisa tertangani dengan baik maka akan muncul berbagai permasalahan. Makanya saya bersyukur bisa ikut terlibat di sektor ini sejak tahun 1989 karena perumahan itu amanat UUD,” kata Ikang yang juga Wakil Ketua Umum DPP Real Estat Indonesia (REI).
Bisnis properti termasuk perumahan di dalamnya, lanjut Ikang, merupakan sektor bisnis yang paling penting karena bisa mewujudkan kesejahteraan. Bisnis ini juga merupakan kegiatan yang mulia karena perumahan untuk membina keluarga, setiap keluarga yang baik pasti muncul dari rumah yang baik.
Makanya bisnis apapun pasti akan terkait dengan sektor properti karena bisnis ini memiliki industri ikutan yang sangat banyak mencapai 185 industri turunan. Besar dan pentingnya sektor properti juga membuat segmen ini menjadi tahan banting karena di setiap situasi bisnis seperti krisis maupun aktivitas politik, sektor properti akan tetap berjalan.
Peran strategis sektor ini juga ditunjukkan melalui beberapa angka. Kontribusi bisnis properti pada penciptaan nilai output perekonomian nasional mencapai Rp4.740-Rp5.788 triliun tahun 2018-2022. Sektor ini juga menghasilkan penerimaan pajak mencapai Rp185 triliun pada periode yang sama dan telah menjadi andalan pendapatan daerah (PAD) di seluruh Indonesia.
“Kalau bisnis ini baik kita bisa berharap yang lain akan ikut baik dan lanjut ke lirik lagu Preman, ‘Dibalik hidup urakan, yeah, mendambakan kebahagiaan, hoo…..bahagia, bahagia, bahagia’. Jadi sektor perumahan itu harus satu ekosistem karena ini bisnis jangka panjang yang ujungnya kebahagiaan bagi semua,” pungkasnya.