Tujuh kota di Indonesia mencatatkan kenaikan Indeks Harga Rumah Seken (IHRS) di atas tingkat inflasi tahunan Oktober 2024 sebesar 1,71 persen. Laporan ini merupakan indeks rutin yang diterbitkan Rumah123 Flash Report.
Kota-kota yang mencatatkan kenaikan lebih tinggi dibandingkan tingak inflasi itu yaitu Denpasar dengan selisih kenaikan harga rumah dibanding laju inflasi mencapai 10,2 persen. Kemudian Yogyakarta 5,1 persen, Bogor dan Semarang masing-masing 2,3 persen, Surakarta 0,9 persen, dan Depok 0,5 persen. Bisa dilihat kalua Denpasar, Yogyakarta, Bogor, dan Semarang menjadi kota dengan kenaikan jauh di atas inflasi.
Menurut Head of Research Rumah123 Marisa Jaya, pertumbuhan selisih harga yang positif itu mengindikasikan potensi pasar properti ti tujuh kota yang mengalami pergerakan yang positif dan menjadi salah satu indikasi untuk sektor properti yang sangat menarik untuk investasi.
“Dengan harga properti yang tumbuh lebih tinggi daripada inflasi, konsumen dan investor dapat terlindungi dari dampak peningkatan inflasi itu. Pertumbuhan harga itu juga meningkatkan potensi capital gain jangka panjang dan menjadikan properti khususnya rumah seken sebagai pilihan investasi yang stabil di tengah volatilitas ekonomi,” jelasnya.
Secara umum kenaikan harga rumah seken di 13 kota besar Indonesia mencapai 1,7 persen secara tahunan (yoy) dan angka itu masih lebih rendah daripada laju inflasi. Di megapolitan Jabodetabek yang kerap dijadikan rujukan nasional, Bogor memimpin kenaikan harga sebesar 4,5 persen, diikuti Depok 2,4 persen, dan Tangerang 2 persen.
Sementara di Pulau Jawa, kenaikan harga rumah tertinggi terjadi di Yogyakarta sebesar 6,8 persen, Semarang 3,9 persen, dan Surakarta 2,6 persen. Di luar Jawa, kenaikan harga rumah tahunan juga dialami Medan yang naik tipis 0,7 persen selain Denpasar.