AHEC merupakan organisasi global yang telah lebih dari 25 tahun mempromosikan kayu Amerika ke seluruh dunia. Tahun ini AHEC menyoroti kolaborasi perdana dengan desainer Indonesia Hendro Hadinata, Founder Studio Hendro Hadinata lewat proyek eksperimental bertajuk Karana.
Untuk diketahui, koleksi Karana terdiri dari tiga karya utama: Kuta Bench, Sanur Lounge Chair, Ubud Light yang terinspirasi filosofi Bali Tri Hita Karana tentang harmoni antara manusia, alam, dan spritualitas serta karya pematung Ida Bagus Nyana pada era 1930-an.
Hendro yang dikenal dengan pendekatan desain berbasis narasi budaya untuk pertama kalinya mengeksplorasi potensi American Hardwood terutama dari jenis red oak, maple, dan cherry yang selama ini kurang dimanfaatkan di Asia Tenggara yang akhirnya menandai tonggak baru dalam praktik desain furnitur berkelanjutan di Indonesia.
Dengan menggunakan material American Hardwood nyatanya bisa dihasilkan sebuah karya yang tetap mengusung filosofi desain lokal yang bukan hanya estetis tapi juga bertanggung jawab secara lingkungan. Konsep seperti itu yang terus dihadirkan pada berbagai desain Hendro.
Salah satu ciri kuatnya antara lain digabungkannya desain mengalir yang memanjang namun tetap kontemporer untuk desain berakar budaya lokal yang tetap relevan secara global. Karakter ini bisa diperkuat melalui penggunaan American red oak yang kuat dan pola serat terbuka berona merah muda hangat.
Pilihan lainnya dengan American cherry yang memiliki tekrtur halus dan warna coklat kemerahan yang akan semakin dalam seiring waktu. Dengan pola seperti ini memungkinkan Hendro menciptakan lengkung ekspresif tanpa kehilangan karakter alami dari material kayunya.
Sebagai organisasi global yang mendorong praktik desain berkelanjutan, AHEC bukan hanya fokus pada promosi kayu Amerika dari sisi estetika dan fungsional tetapi juga pada riset ilmiah terkait dampak lingkungan. Salah satu kontribusi penting AHEC adalah penerapan Life Cycle Assessment (LCA) untuk mengukur jejak karbon furnitur berbasis American Hardwood secara menyeluruh, mulai dari panen, pengolahan, hingga distribusi.
Selain itu, proyek Karana juga menegaskan keunggulan American Hardwood dari sisi lingkungan melalui jejak karbon yang rendah. Kayu ini secara alami menyerap dan menyimpan karbon selama pertumbuhannya sehingga ketika dipanen dan diproduksi menjadi furnitur tetap bisa berfungsi sebagai penyimpan karbon.
Bukan sekadar klaim, data Life Cycle Assessment (LCA) menunjukkan kalau volume American Hardwood yang dipanen dapat tergantikan hanya dalam hitungan detik oleh pertumbuhan hutan di Amerika Serikat, menjadikannya material yang tidak hanya terbarukan tetapi juga berkontribusi positif dalam mengurangi emisi.
“Ini adalah pengalaman pertama saya menggunakan American Hardwood dan sangat membuka wawasan baru. Material ini tidak hanya kuat dan mudah di-finishing tapi juga menawarkan variasi serat dan warna yang kaya sehingga memberi fleksibilitas kreatif dan itu bisa dilihat di Karana yang menjadi bukti bahwa kolaborasi global dapat memperkaya narasi lokal sekaligus memperkuat posisi desain Indonesia di kancah internasional,” kata Hendro.
Perspektif lain juga dikemukakan oleh Founder Santai Furniture Dennis Pluemer yang dikenal konsisten dengan parktik furnitur berkelanjutan. Dennis sangat menekankan pentingnya pemilihan material yang bertanggung jawab sebagai bagian dari strategi keberlanjutan jangka panjang brand furnitur.
“Konsumen kini semakin peduli pada dampak lingkungan. Material seperti American Hardwood yang berasal dari hutan dikelola berkelanjutan dan tumbuh lebih cepat daripada ditebang dan itu memberi opsi penting untuk menjawab permintaan furnitur ramah lingkungan di pasar lokal maupun global,” bebernya.
Melalui partisipasinya di IFFINA+ 2025 Design Talks, AHEC menegaskan komitmen untuk mendukung desainer Indonesia dalam menghadapi tantangan masa depan industri furnitur. Dengan mengedepankan keberlanjutan sebagai penggerak pasar, fleksibilitas material untuk memenuhi kebutuhan desain, dan kolaborasi lintas budaya sebagai pendorong inovasi, AHEC akan terus mendorong terciptanya ekosistem desain yang tidak hanya relevan secara global tapi juga berakar kuat pada identitas lokal.
Selama ini ajang IFFINA terus memperkuat platform furnitur, desain, dan kriya khususnya untuk menghubungkan kekuatan lokal dengan pasar global yang didukung oleh visi ekonomi kreatif nasional dan prinsip berkelanjutan. IFFINA+ menghadirkan pameran kurasi, kolaborasi, serta program-program inspiratif yang menjembatani pelaku industri dari hulu hingga hilir dengan semangat “Story of Origin”.