Asosiasi Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) berharap kepada pemerintah untuk memberikan perhatian serius dengan cara melakukan diplomasi di tengah rencana Amerika menerapkan tarif tambahan untuk produk furnitur dari Indonesia. Hal ini akan memberatkan industri karena produk furnitur kayu merupakan kontributor utama ekspor nasional ke Amerika.
Sekitar 60 persen ekspor furnitur Indonesia ke Negeri Paman Sam tersebut berasal dari wooden furniture seperti teak outdoor furniture, indoor furniture, dan kerajinan kayu dengan nilai mencapai 1,5 miliar dollar per tahun.
Jika dikenakan tambahan tarif, produk furnitur Indonesia bisa kehilangan daya saing secara harga, penurunan pesanan, hingga kapasitas produksi yang dikurangi. Untuk itu HIMKI meminta pemerintah untuk memberi perhatian serius pada masalah ini.
“Sektor mebel dan kerajinan merupakan industri yang strategis bagi perekonomian nasional. Industri ini tidak hanya berbasis pada hasil hutan dan perkebunan tapi juga penyerapan tenaga kerja yang signifikan bagi Indonesia sehingga kebijakan tarif Amerika ini menjadi alarm bagi industri,” ujar Ketua HIMKI Abdul Sobur.
Kondisi ini membuat industri furnitur kita menghadapi risiko serius terhadap pesanan, produksi, dan tenaga kerja. HIMKI menilai kebijakan tarif yang tepat akan bisa menarik investasi, menciptakan lapangan pekerjaan, dan meningkatkan ekspor mebel dan kerajinan hingga miliaran dolar dalam beberapa tahun ke depan.
Sebagai pelaku industri HIMKI akan terus berfokus pada perluasan diversifikasi pasar untuk menjadi penyeimbang ketergantungan pada market Amerika dengan mencari pasar-pasar baru seperti Asia Tenggara, Timur Tengah, India, dan Eropa selain negara-negara di Timur Tengah dan Asia Tenggara yang juga mulai tumbuh sebagai basis permintaan terutama dari sektor konstruksi dan hospitality.
Kontribusi ekspor mebel dan kerajinan Indonesia ke pasar Eropa masih berkisar antara 11 persen hingga 13 persen. Dengan memanfaatkan perjanjian IEU-CEPA untuk Eropa diharapkan dapat mempercepat dan memperkuat diversifikasi pasar ekspor.
Dengan berbagai situasi ini HIMKI dan Dyandra Promosindo akan kembali menggelar Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2026 pada 5-8 Maret 2026 sebagai bagian dari penguatan ekosistem industri furnitur di ICE BSD City.
IFEX merupakan salah satu platform internasional terkemuka di Indonesia memegang peranan penting untuk menghubungkan buyer global dengan produsen terbaik Indonesia serta menampilkan inovasi, kesenian, dan keterampilan di kerajinan dan mebel yang sesuai dengan standar internasional masa kini.
IFEX juga selalu konsisten dalam menghadirkan produk-produk pilihan yang sudah terkurasi dengan menampilkan material alami Indonesia, ukiran kayu Nusantara, serta koleksi furnitur daur ulang yang ramah lingkungan dan keberlanjutan.
“Kami berkomitmen menjadikan IFEX 2026 sebagai pameran furnitur yang inklusif, inovatif, dan berdampak nyata bagi industri. Perpindahan ke ICE BSD City memungkinkan kami menghadirkan pengalaman pameran dengan skala lebih besar, fasilitas lebih modern, serta program yang lebih beragam,” beber Presiden Direktur Dyandra Promosindo Daswar Marpaung.


