Apartemen menjadi salah satu produk properti yang paling menurun kinerjanya hingga periode beberapa tahun terakhir. Penurunan kinerja penjualan unit apartemen bahkan telah terjadi sejak sebelum adanya pandemi Covid-19 awal tahun 2020 lalu dan hal ini membuat kalangan pengembang ekstra hati-hati untuk meluncurkan segmen ini.
Menurut Senior Associate Director Colliers International Indonesia (CII) Ferry Salanto, hingga saat ini kalangan pengembang masih kurang confident dengan kondisi ekonomi makro dan ini terlihat dari absennya launching proyek baru apartemen hingga periode terakhir saat ini.
“Kenaikan harga bahan bangunan dan inflasi yang dipengaruhi dari kondisi perekonomian global membuat perusahaan developer lebih cermat dalam menentukan timing untuk launching proyeknya dan itu harus diikuti dengan strategi dan segmen harga yang tepat,” katanya.
Rendahnya angka penjualan unit apartemen berdasarkan riset CII, total pasokan unit apartemen hingga kuartal ketiga 2022 sebanyak 219.859 unit dan ini hanya naik 0,1 persen secara kuartalan atau 1,3 persen secara tahunan. Dari pasokan ini jumlah penjualannya pada kuartal tersebut hanya 782 unit atau 61 persen dari total penjualan yang dibukukan pada periode tahun 2021.
Masih rendahnya serapan unit apartemen hingga kuartal ketiga 2022 ini dipastikan angka penjualan yang akan dibukukan tidak bisa lebih tinggi dibandingkan angka yang ditorehkan tahun 2021 lalu. Hal ini akibat dari situasi pasar dan terbatasnya stimulus dari pemerintah untuk mendorong gairah sektor ini.
Menyiasati situasi ini, kalangan pengembang harus lebih atraktif khususnya dalam melansir program promo dan cermat mendiferensiasikan produk yang dipasarkannya untuk mendorong penjualan. Di sisi lain, sedikitnya suplai unit apartemen yang masuk membuat tingkat harga masih cukup baik khususnya untuk proyek-proyek yang hampir jadi dengan harga jual rata-rata Rp35,2 juta/m2 di wilayah Jakarta.
“Pengembang harus bisa mengubah unit apartemen yang dijual sebagai obyek investasi menjadi hunian atau dibeli kalangan end user. Untuk itu perlu perubahan mindset dan strategi karena kalau masih fokus ke pasar investor akan berputar pada konsumen yang itu-itu juga sementara pasar perumahan kita sebetulnya sangat besar makanya harus diarahkan untuk kalangan end user,” bebernya.