Grun Uluwatu resmi dibuka sebagai resor yang ramah lingkungan untuk menyediakan 56 kamar untuk merasakan treehouse retret di mana alam menjadi pusat setiap experience-nya. Tempat ini hadir untuk memadukan vila dan rumah pohon yang seakan menjadi bagian dari kanopi hutan karena dirancang mengikuti pepohonan dan kontur alam.
Terletak di wilayah selatan Bali, beberapa vila Grun Uluwatu memiliki kolam renang pribadi dengan pemandangan laut lepas dengan elemen kayu di setiap ruang yang bisa menenangkan pikirian sambil membingkai desir dedaunan dan kicau burung.
Selama menginap di Grun, tamu dapat menikmati pengalaman wellness yang menenangkan, mengikuti ritme sendiri tanpa terburu-buru. Mulai dari kelas pilates dengan alat khusus, yoga di shala (Bahasa Sangskerta yang berarti rumah) terbuka, hingga memulihkan diri di area sauna.
Terdapat juga La Cima, tempat bersantap dan berkumpul sepanjang hari (all-day dining) dengan menu berbahan lokal menampilkan cita rasa Indonesia modern dari kebun agrowisata dan hasil laut segar dari nelayan setempat serta pilihan menu Internasional. Tamu dapat bersantap sambil menikmati panorama laut dan matahari terbenam atau berkumpul di sekitar api unggun untuk malam penuh bintang.
Konsep pengembangan yang berkeberlanjutan diterapkan di setiap aspek operasional resor. Pohon dipertahankan saat pembangunan, jalur dan rumah pohon mengikuti alur alam. Energi bersih disediakan melalui sistem tenaga surya dan baterai sementara air dikumpulkan, diolah, dan digunakan kembali di lokasi. Kebun agrowisata tidak hanya memasok dapur tetapi juga dapat dijelajahi tamu sebagai bagian dari pengalaman menginap.
Selain menghadirkan pengalaman menginap yang privat, Grun juga menyediakan berbagai venue untuk pertemuan dan perayaan. The Retreat Village menjadi pusat dengan ruang serbaguna dua lantai Octagon sementara halaman rumput seluas 1.000 m2 dan dek panorama 200 m2 menjadi latar menawan untuk pernikahan, retret, maupun perayaan terbuka.
“Grun dibangun dari gagasan sederhana yaitu alam yang menginspirasi dan kami yang mengikuti alurnya. Pendekatan ini memungkinkan kami menciptakan tempat peristirahatan yang memulihkan baik untuk para tamu maupun alam dengan memadukan arsitektur, wellness, dan keberlanjutan,” ujar Florian Holm, Pendiri Grun.
Berlokasi strategis hanya 18 kilometer (sekitar 40 menit) dari Bandara Internasional Ngurah Rai, Grun Uluwatu juga menawarkan pengalaman penjemputan dengan kendaraan standar atau mobil listrik tenaga surya, kembali untuk menegaskan komitmen resor terhadap keberlanjutan sejak awal kedatangan.
Lebih dari sekadar gaya hidup dan leisure, Grun Uluwatu juga menjadi penggerak komunitas dan pertumbuhan ekonomi. Pembukaan resor ini menciptakan lebih dari 150 lapangan kerja baru, memperkuat posisi Bali sebagai destinasi kelas dunia sekaligus mendukung pengembangan pariwisata jangka panjang Indonesia.
Grun melihat ada potensi besar khususnya dari segmen wellness tourism yang tumbuh hampir 20 persen, lebih cepat dari leisure tourism tradisional. Bali juga termasuk top global destination untuk retreat berbasis alam dan spiritual dan Grun hadir bukan hanya untuk menambah beban mass tourism tapi sebagai model pariwisata berkualitas.
Potensi besar itu juga dengan hanya menyediakan unit yang terbasar (56 keys) dengan penerapan berbasis sustainability seperti energi surya, water recycling, agritourism gardens from farm to table. Selain itu dengan memberdayakan komunitas lokal seperti petani, nelayan, artisan, Grun ingin menegaskan kalau pariwisata Bali tetap bisa berkembang dengan cara yang bertanggung jawab, ramah lingkungan, dan bermakna.


