Dalam berbagai kesempatan, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut situasi perekonomian global masih akan kembali mengalami situasi yang lesu khususnya yang diakibatkan karena konflik Rusia dan Ukraina yang berkepanjangan. Indonesia sendiri disebut memiliki basis pertumbuhan ekonomi yang baik namun tetap harus waspada dengan situasi perekonomian global tersebut.
Saat situasi ekonomi tak menentu, produk properti kerap disebut sebagai produk yang tahan terhadap berbagai krisis. Properti juga merupakan produk yang tahan terhadap inflasi karena nilainya yang cenderung terus naik dan karena itu sangat baik menjadikan produk properti untuk menahan tingkat kekayaan yang tidak akan tergerus inflasi.
Menurut Presiden Direktur Era Indonesia Darmadi Darmawangsa, secara makro daya tahan industri properti di Indonesia telah teruji oleh waktu dengan tahan terhadap berbagai situasi krisis sejak era 1990-an. Seiring waktu tersebut produk properti telah terbukti bisa dijadikan investasi dengan imbal hasil yang menjanjikan.
“Produk properti sudah terbukti bisa menjadi aset investasi yang anti inflasi dan bisa menjaga dana atau aset kapital kita dengan lebih aman. Bahkan produk properti bisa terus mengalami pertambahan nilainya yang akan terus meningkat dari tahun ke tahun dibandingkan dana yang disimpan di bank,” katanya.
Kenaikan harga properti akan terdorong seiring perkembangan kawasan ditambah bertambahnya populasi yang akan meningkatkan kebutuhan akan berbagai produk properti. Perkembangan infrastruktur sebuah kawasan juga akan berdampak langsung pada peningkatan nilai properti di kawasannya.
Selain itu, Darmadi juga menyebut komitmen pengembang dalam menjalankan komitmen pengembangan proyeknya bisa menjadi faktor yang menambah peningkatan nilai properti. Pengembangan proyek yang berjalan sesuai jadwal akan menjaga peningkatan value produk yang dipasarkannya.
“Perkembangan infrastruktur kawasan dan komitmen pengembang bisa menjadi faktor kunci untuk menjamin peningkatan harga properti. Sebagai konsumen kita juga harus mengambil kesempatan maupun momentum, ibarat katapel yang ditaraik kencang, kalau kita mengambil timing yang tepat imbah balik dari produk properti kita bisa lebih baik dan menguntungkan. Bila timing tidak tepat tetap untung tapi nilainya tentu berbeda,” jelasnya.