Harga properti akan ditentukan salah satunya oleh perkembangan kawasan sekitar maupun potensi pengembangan ke depannya. Infrastruktur merupakan salah satu hal yang bisa meningkatkan harga properti baik infratruktur jalan maupun sarana transportasi publik sehingga bisa memudahkan aksesibilitas kawasannya.
Menurut Head of Advisory Jones Lang LaSalle (JLL) Vivin Harsanto, proyek transportasi publik moda raya terpadu (MRT) maupun lintas raya terpadu (LRT) akan berdampak pada peningkatan harga properti di sekitarannya. Namun begitu, kita juga perlu melihat tren pertumbuhan harga di kota-kota lain di luar negeri yang kawasannya sudah lebih matang.
“Di negara lain, impact MRT maupun LRT akan berdampak langsung pada sektor perkantoran maupun komersial kendati kenaikannya tidak serta merta, artinya takes time. Untuk perumahan, biasanya dalam 1-2 ahun itu akan terlihat kalau ada shifting orang berpindah dari kendaraan pribadi dengan menggunakan transportasi publik sehingga itu juga menjadi faktor yang harus dilihat,” katanya
Beberapa contoh, masyarakat khususnya di wilayah Jabodetabek sudah mulai terbiasa menggunakan transportasi publik khususnya dengan semakin nyamannya pelayanan transportasi umum tersebut. Pengguna kereta commuter line maupun Transjakarta dengan jalur Busway-nya penggunanya terus meningkat dan hal ini akan membuat properti menjadi lebih menarik.
Transortasi publik membuat fungsi-fungsi properti seperti residensial, ritel, perkantoran, dan lainnya memang sangat bagus karena mempermudah konektivitas. Namun hal itu tidak akan terjadi secara instan karena masyarakat juga membutuhkan adaptasi. Infratruktur pasti akan menaikan nilai properti namun berapa nilai kenaikannya tidak bisa dipastikan secara pasti karena ada banyak faktor yang menentukan hal tersebut.
Untuk itu kita bisa melihat kenaikan properti terkait infrastruktur ini dengan benchmark di Hong Kong maupun Bangkok. Untuk fasilitas transportasi publik atau konsep transit oriented development (TOD) itu impact kenaikannya baru dilihat sekitar dua tahun atau ketika ridership dari transportasi publiknya sudah jalan.
Namun begitu, Vivin menyebut berbagai fasilitas yang terus berkembang pastinya akan berdampak bagus untuk kawasan. Perhatikan juga suplai yang menjadi berlebih karena pengembang berlomba meluncurkan produk karena didorong dengan perkembangan infrastruktur, suplai yang terlalu banyak akan membuat peta persaingan juga menjadi tinggi.
“Bukan hanya transportasi masal, yang juga bagus impact dari pengembangan jalan tol. Intinya, kita harus melihat secara holistik dan dipelajari history-nya, infrastruktur pasti akan membuat naik tapi itu akan bertahap dan pada suatu saat akan ada stabilization rate, jadi tidak bisa juga setiap tahun naik terus. Affordability juga harus dilihat, jadi kenaikan akan ditentukan oleh banyak faktor,” jelasnya.