PT Kereta Api Indonesia (KAI/Persero) akan menambah 30 rangkaian KRL baru. Untuk menambah 30 rangkaian KRL baru ini, KAI telah mengajukan dana awal sebesar Rp4,8 triliun dan telah disetujui yang bahkan anggarannya akan ditingkatkan menjadi Rp5 triliun untuk penguatan layanan publik.
Menurut Direktur Utama KAI Bobby Rasyidin, rencana penambahan 30 rangkaian baru ini merupakan program tambahan di luar alokasi penyertaan modal negara (PMN) yang telah diterima sebelumnya. Langkah ini menjadi sinyal kuat kolaborasi pemerintah dan KAI untuk memperkuat layanan transportasi masal yang menjadi tulang punggung mobilitas masyarakat di kawasan perkotaan.
“Dukungan presiden menjadi momentum penting bagi kami untuk mempercepat peningkatan kualitas dan kapasitas layanan. Kami akan mempersiapkan seluruh kebutuhan teknis agar rencana ini dapat terealisasi secepatnya. Fokus kami adalah memastikan perjalanan yang selamat, tepat waktu, dan nyaman bagi pelanggan,” ujarnya.
Program ini juga berjalan beriringan dengan investasi yang telah dilakukan KAI melalui KAI Commuter termasuk untuk pengadaan sarana baru dari China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC) dan PT Industri Kereta Api (INKA/Persero). Seluruh program ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang modernisasi perkeretaapian nasional untuk memperkuat transportasi publik yang berkelanjutan.
Sebagai informasi, PMN yang dialokasikan kepada KAI untuk proyek pengadaan sarana KRL mencapai total Rp5,3 triliun. Dukungan tersebut diberikan secara bertahap untuk periode 2024 hingga 2026 dan disalurkan melalui KAI Commuter untuk mendukung percepatan investasi serta modernisasi layanan transportasi berbasis rel.
Vice President Public Relations KAI Anne Purba menambahkan, progres investasi berjalan positif dan hingga saat ini KAI Commuter telah menerima sebelas rangkaian KRL baru buatan CRRC yang seluruhnya telah lulus uji sertifikasi dan resmi beroperasi. Selain itu, empat trainset buatan INKA juga telah tiba dan tengah menjalani proses sertifikasi untuk memastikan aspek keselamatan dan keandalan sarana sebelum dioperasikan.
“Dukungan presiden memberi energi baru bagi KAI untuk mempercepat peningkatan kapasitas dan kualitas layanan. Kami menyiapkan langkah lanjutan, mulai dari kajian kebutuhan teknis, strategi pengadaan, hingga kesiapan operasi agar 30 rangkaian baru ini segera terealisasi,” bebernya.
Untuk diketahui, pertumbuhan pelanggan Commuter Line Jabodetabek terus menunjukkan tren positif. Berdasarkan proyeksi KAI, jumlah pelanggan akan meningkat dari 331,8 juta pada 2025 menjadi lebih dari 417 juta pada 2029.
Secara total, seluruh layanan KAI mulai dari KAI Commuter di Jabodetabek, KA Bandara, serta wilayah Bandung Raya, Yogyakarta, dan Surabaya diperkirakan akan naik dari 381,9 juta pelanggan pada 2025 menjadi sekitar 490 juta pada 2029.
“Penambahan sarana baru akan memperluas kapasitas daya angkut dan mengurangi kepadatan di jam-jam sibuk sehingga masyarakat dapat menikmati perjalanan yang lebih nyaman dan efisien,” imbuh Anne.


