Setiap bisnis membutuhkan perencanaan hingga strategi yang terukur dan tepat sehingga produk yang dipasarkan bisa diserap pasar dengan baik. Bisnis properti misalnya, membutuhkan perencanaan jangka panjang dan penerapan strategi yang tepat karena sifat bisnisnya yang padat modal dan umumnya jangka panjang.
Menyasar segmen yang tepat menjadi pilar penting dari bisnis pengembangan properti. Untuk itu pengembang PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP) menerapkan prinsip 4 M untuk pengembangan bisnisnya. 4 M itu menyasar segmen kalangan menengah atas atau middle up, menggarap proyek sedang dengan rata-rata pengembangan 40 ribu m2 atau mid size, konsep pengembangan campuran atau mixed use, dan menyasar lokasi di kota-kota utama atau major cities.
“Dengan prinsip 4 M itu kami telah berhasil mengembangkan bisnis di delapan kota dan saat ini perusahaan memiliki 25 unit bisnis. Terbaru kami membuka Hotel Hyatt Place pertama di Makassar pada bulan Februari lalu yang terintegrasi dengan apartemen termahal di Kota Makassar 31 Sudirman Suites,” ujar Anthony P. Susilo, Presiden Direktur & CEO INPP.
Saat ini INPP tengah menyiapkan proyek baru di Balikpapan, Kalimantan Timur, berupa hotel dan sarana ritel. Pengembangan ibukota baru IKN membuka banyak peluang untuk pengembangan properti di sana. Hingga saat ini INPP berhasil menjadi perusahaan pengembang dengan one hundred completion track record atau tidak ada proyek yang mangkrak.
Hal ini tidak terlepas dari perencanaan yang detail maupun penerapan strategi yang tepat. Selain itu, INPP merupakan perusahaan developer dengan porsi pendapatan berulang (recurring income) yang besar mencapai 85 persen dari seluruh pendapatan perusahaan, terbesar dibandingkan perusahaan pengembang lain.
Dalam agenda Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perusahaan pekan ini, salah satu hasilnya adalah memberikan persetujuan bagi perusahaan untuk menerbitkan obligasi korporasi. Rencananya obligasi tersebut akan digunakan untuk proyek-proyek komersial, usaha perhotelan, dan inisiatif pengembangan properti.
Dengan aksi korporasi ini diharapkan bisa membawa percepatan pada pertumbuhan perusahaan dan memberikan nilai tambah bagi pemegang saham. Aksi korporasi ini diyakini akan mendapat respon positif dari publik setelah sebelumnya berhasil mempertahankan momentum pertumbuhan berkat kontribusi besar dari recurring income.
Saat ini peringkat perusahaan dari Pefindo telah diperbaharui dengan peringkat idBBB+Stable. Peringkat ini bisa diraih berkat konsistensi perusahaan memenuhi target pendapatan baik melalui segmen recurring income maupun non-recurring income. Sebagai wujud keyakinan perusahaan terhadap prospek pertumbuhannya telah dianggarkan belanja modal mencapai Rp1 triliun untuk tahun ini yang akan disalurkan ke proyek-proyek berjalan dan yang akan datang.
“Saat ini kami tengah mengembangkan dan menyelesaikan tiga proyek prestisius yaitu apartemen Antasari Place di Jakarta, 23 Paskal Shopping Center di Bandung (Extension), dan 23 Semarang Shopping Center. Proyek-proyek mixed-use komersial ini merupakan perpaduan berbagai fungsi dalam satu pengembangan yang diposisikan secara strategis untuk menciptakan lingkungan hidup yang dinamis,” imbuh Anthony.
Sebagai informasi, INPP merupakan pengembang dan operator properti gaya hidup ikonik di beberapa kota utama Indonesia. Bersama anak perusahaannya INPP memiliki dan mengelola beragam portofolio hotel, pusat perbelanjaan, dan apartemen yang bersinergi untuk menciptakan model bisnis yang berkelanjutan.
Hingga saat ini INPP memiliki 14 hotel di Jakarta, Bali, Batam, Yogyakarta, dan Makassar serta mengoperasikan enam pusat perbelanjaan di Jakarta, Bandung, dan Bali sejalan dengan visi perusahaan untuk membangun proyek properti ikonik.