Banyak kalangan baik pengembang, praktisi, maupun pengamat yang telah memaparkan berbagai ciri maupun indikasi terkait seperti apa properti yang memiliki potensi bagus atau sunrise property. Untuk mudahnya, sunrise property sendiri merupakan situasi produk properti dengan potensi yang masih akan terus berkembang seiring perkembangan kawasannya.
Setidaknya ada beberapa prasyarat yang bisa dijadikan patokan untuk memudahkan kita melihat produk sunrise tersebut seperti yang telah banyak dikemukakan berbagai kalangan. Pertama terkait area atau lokasi, disebut sunrise property bila kawasannya berada pada fase berkembang yang dicirikan dari demografi, menjadi tujuan arus manusia, maka area tersebut dikatakan masih akan berkembang.
Kedua infrastruktur, hal ini akan menjadi backbone perkembangan properti di suatau wilayah karena akan memudahkan aktivitas terkait aksesibilitas yang lebih mudah dengan adanya pengembangan innfrastruktur jalan maupun transportasi publik. Sebuah kawasan disebut sunrise property bila area tersebut gencar dibangun proyek infrastruktur.
Ketiga, peningkatan harga tanah yang membuat suatu wilayah bisa disebut sunrise property setidaknya masih mengalami kenaikan mencapai double digit per tahunnya. Fenomena ini bisa dijadikan indikator terkait banyaknya peminat yang ingin membeli properti di kawasan tersebut dengan kenaikan harga yang stabil dan cenderung meningkat.
Menurut Rizkan Firman, Direktur Utama PT Adhi Commuter Properti (ACP), pengembang proyek LRT City di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi, suatu produk properti bisa dikatakan sunrise property bila bisa memenuhi setidaknya kriteria-kriteria ini yang bisa terlihat di kawasan pengembangan proyeknya secara langsung.
“Produk properti yang menawarkan kondisi sunrise property tidak bisa dibuat-buat, kalaupun dipaksakan akan ada saatnya di mana harga stagnan maupun peminatnya langsung berkurang. Proyek LRT City yang dikembangkan dengan konsep transit oriented development (TOD) telah memenuhi beberapa keunggulan tersebut sehingga kami sangat confident menyebut seluruh proyek LRT City yang kami kembangkan merupakan produk yang sangat potensial dan sunrise property,” katanya.
Konsep TOD, jelas Rizkan, merupakan program yang juga didorong oleh pemerintah dan akan terus mendorong masyrakat untuk memusatkan aktivitas sehari-hari di sekitar area stasiun transit. Hal ini akan menimbulkan efek domino yang luar biasa khususnya untuk kenaikan harga jual (capital gain) maupun jaminan ketersewaan properti (capital yield) di LRT City.
Konsep TOD juga dihadirkan untuk menciptakan tata ruang kota yang lebih hidup dan akan menciptakan kawasan yang ramah untuk pejalan kaki, pesepeda, dan kemudahan lainnya untuk pengguna transportasi publik yang modern. Pada akhirnya masyarakat bisa lebih mengeksplorasi kotanya dengan kemudahan transportasi.
Adapun konsep TOD yang diterapkan di seluruh kawasan LRT City yaitu menggabungkan area residensial dan komersial di dalam satu kawasan. Dengan penataa maupun desain kawasan yang tepat, masyarakat yang beraktivitas di sekitaran LRT City akan dimudahkan ke transportasi publik mulai lintas raya terpadu (LRT), kereta komuter, Bus Transjakarta, hingga akses ke jalan tol terdekat.
Saat ini ACP tengah mengembangkan sembilan proyek LRT City yang menurut Rizkan semuanya merupakan produk sunrise property. Sembilan proyek LRT City yaitu LRT City Tebet, LRT City Ciracas, LRT City Sentul, LRT City Bekasi-Eastern Green, LRT City Bekasi-Green Avenue, LRT City Jatibening, Grand Central Bogor Member of LRT City, Cisauk Point Member of LRT City, dan Adhi City Sentul.
“Bukan hanya itu, LRT City juga dikelilingi oleh sarana yang mendukung beragam kegiatan masyarakat seperti sekolah, pusat perbelanjaan, perkantoran, rumah sakit, dan sebagainya selain fasilitas pendukung lainnya. Kami juga merangsang untuk lifestyle yang sehat dengan menghadirkan bike spa, kafe, dan lainnya di seluruh proyek LRT City,” bebernya.